PanenTalks, Denpasar – Denpasar -Gubernur Wayan Koster menargetkan setiap keluarga di Bali memiliki anak berpendidikan tinggi atau sarjana.
Karenanya , Koster meminta ribuan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Udayana (UNUD) untuk menjadi garda terdepan dalam memerangi kemiskinan, memajukan pendidikan, dan memperbaiki infrastruktur di Pulau Dewata.
Momen penting ini tersaji dalam Pembekalan Umum KKN PPM Periode XXXI serta beberapa KKN Tematik UNUD, yang digelar di Aula Gedung Widya Sabha, Jimbaran, Badung, Jumat (13/6).
Gubernur Koster secara gamblang menitipkan misi strategis kepada 3.362 mahasiswa yang akan tersebar di 214 desa di Bali.
“Mumpung KKN, bantu saya catat keluarga dengan kategori miskin dan sangat miskin. Tolong foto rumah beserta kamar mandi mereka, by name by address,” tegasnya.
Data krusial ini akan menjadi landasan utama bagi program pengentasan kemiskinan di tahun 2026, termasuk alokasi bantuan renovasi rumah layak huni sebesar Rp30-50 juta per rumah, bahkan pembangunan rumah baru jika diperlukan.
Angka kemiskinan di Bali yang saat ini tercatat 3,8% menjadi fokus utama, dan mahasiswa diharapkan mampu memberikan gambaran data yang presisi.
Tak hanya itu, Gubernur asal Desa Sembiran ini juga menyoroti masalah pendidikan.
Dia meminta mahasiswa untuk mendata anak-anak yang terancam putus sekolah karena kendala biaya. Pemprov Bali, melalui program “satu keluarga satu sarjana” yang diprioritaskan bagi keluarga miskin, berkomitmen penuh memberikan bantuan pendidikan dari SD hingga SMA/SMK.
Bahkan, MoU dengan perguruan tinggi termasuk UNUD telah mm (ditandatangani, di mana Pemprov akan menanggung biaya hidup mahasiswa sebesar Rp1,4 juta per bulan, ditargetkan untuk 3.000 mahasiswa mulai Agustus 2025.
“Jadi sudah tidak ada lagi keluarga yang tidak punya anak sarjana di Bali. Jika ada, catat dan laporkan!” serunya penuh semangat.
Aspek infrastruktur juga tak luput dari perhatian. “Jalanan rusak sampai berlubang, fotokan saja, kalau perlu viralkan agar Bupati hingga Gubernur mengetahui,” instruksi Gubernur Koster.
Laporan detail dari mahasiswa akan menjadi dasar koordinasi dengan Bupati terkait untuk perbaikan.
Selain itu, ketersediaan air bersih di desa-desa juga menjadi fokus. Mahasiswa diminta memetakan desa yang kekurangan air dan mengidentifikasi potensi sungai terdekat untuk sistem pengaliran air bersih.
Gubernur Koster optimistis, program KKN ini akan menjadi kolaborasi efektif antara pemerintah dan dunia akademis. “Jika mahasiswa gelombang pertama ini selesai, laporan diharapkan bisa diterima di akhir Agustus. Sehingga Pemprov bisa segera menganggarkan di APBD Induk 2026,” harapnya.
Lebih jauh, mahasiswa juga diamanatkan untuk mengidentifikasi potensi pertanian dan pariwisata lokal, serta mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pelarangan sampah plastik sekali pakai dan pengelolaan sampah berbasis sumber.
Rektor UNUD, Prof. Ir. I Ketut Sudarsana, S.T., Ph.D, menegaskan komitmen kampusnya. “UNUD berkomitmen kuat untuk berkolaborasi dengan Pemprov Bali sehingga bisa memberikan kontribusi langsung kepada masyarakat,” ujarnya.
Dengan KKN yang
diselenggarakan dua kali setahun, termasuk periode 13 Juli – 25 Agustus 2025 ini, UNUD berharap mahasiswa dapat mengimplementasikan ilmu mereka, belajar kearifan lokal, dan memberikan kontribusi nyata bagi Bali.
Kepala OJK Provinsi Bali, Kristrianti Puji Rahayu, juga turut hadir memberikan pembekalan literasi dan inklusi keuangan kepada para mahasiswa, melengkapi bekal mereka dalam misi mulia ini. *