PanenTalks, Gunungkidul – Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul serius mendorong petani untuk beralih ke budidaya kedelai hitam. Komoditas yang satu ini dinilai jauh lebih menjanjikan dibanding kedelai biasa, dengan potensi keuntungan yang menggiurkan bagi petani.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Rismiyadi, mengungkapkan bahwa kedelai hitam sebenarnya bukan tanaman baru. Namun, selama ini petani cenderung enggan menanamnya karena lebih memilih komoditas lain. Kini, saatnya kedelai hitam kembali berjaya!
“Sekarang dibudidayakan lagi dan hasilnya luar biasa! Kami sudah panen dengan kapasitas produksi mencapai satu ton per hektare,” ujar Rismiyadi bersemangat, Senin (7/7).
Tahun ini, antusiasme petani terhadap kedelai hitam semakin terlihat. Sebanyak 68 hektare lahan di berbagai kapanewon seperti Panggang, Semanu, Paliyan, hingga Karangmojo, kini dipenuhi hamparan kedelai hitam yang siap panen.
Meski produktivitasnya mungkin belum setinggi tanaman pangan lain, upaya pengembangan kedelai hitam tak akan berhenti. Pasalnya, keunggulan utama terletak pada harga jualnya yang fantastis.
Jika kedelai biasa hanya dihargai sekitar Rp9.000-an per kilogram, kedelai hitam mampu menembus Rp12.000 per kilogram! Selisih harga ini tentu menjadi angin segar bagi kesejahteraan petani di Gunungkidul.
Dengan dorongan ini, diharapkan budidaya kedelai hitam dapat menjadi primadona baru yang meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani di Gunungkidul.
“Yang terpenting lagi, ini sudah ada koperasi yang menaungi dan siap menampung hasil panen. Setelah itu, akan dikirimkan ke perusahaan pembuat kecap sehingga petani tidak repot-repot untuk memasarkannya,” kata Rismiyadi.
Ia berharap luas tanam kedelai hitam bisa terus ditingkatkan ke kapanewon lainnya. Pihaknya pun siap memberikan pendampingan dalam proses pemeliharaan tanaman melalui penyuluh-penyuluh pertanian yang dimiliki.
“Tentu akan kami berikan pendampingan agar tanaman dapat tumbuh subur sehingga panennya dapat dioptimalkan,” katanya.
Sekretaris Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Raharjo Yuwono menambahkan, luas tanam kedelai terhitung kecil dibandingkan dengan tanaman pangan lainnya seperti padi, kacang hingga jagung. Menurut dia, banyak petani yang enggan menanam karena pemeliharaan kedelai lebih sulit ketimbang tanaman lainnya.
“Memang ancaman serangan hamanya lebih banyak sehingga perawatan lebih rumit ketimbang tanaman pangan lainnya. Tapi kami tetap berupaya agar luas tanam dapat ditingkatkan di setiap tahunnya,” katanya. (*)
Editor: Rahmat