PanenTalks, Yogyakarta – Pemerintah tengah menyiapkan langkah besar untuk menghapus kemiskinan ekstrem di Indonesia. Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau akrab dengan sapaan Gus Ipul menyampaikan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah menetapkan target ambisius kemiskinan ekstrem. Angka kemiskinan harus ditekan hingga nol persen pada tahun 2026.
Target ini, kata Gus Ipul, bukan sekadar harapan. Bahkan ada persiapan secara serius oleh lintas kementerian bersama pemerintah daerah.
“Bapak Presiden Prabowo sekarang punya target yang cukup optimistis. Yaitu kemiskinan ekstrem nol persen di tahun 2026,” kata Saifullah di Yogyakarta.
Ada 2–3 Juta Warga Miskin Ekstrem
Menurut data yang dimiliki Kementerian Sosial (Kemensos), jumlah masyarakat yang masih tergolong dalam kategori miskin ekstrem di Indonesia berada pada angka 2 hingga 3 juta jiwa.
Gus Ipul juga menggarisbawahi bahwa selama periode 2014 hingga 2024, laju penurunan angka kemiskinan secara nasional tergolong lambat, dari 11,25% menjadi 9,03% atau hanya turun sekitar dua persen dalam 10 tahun.
“Ya, Insya Allah, kita lagi berjuang. Ini lagi menyusun perencanaan, lagi koordinasi,” ucapnya.
Angka tersebut menunjukkan bahwa untuk mencapai nol persen dalam waktu singkat. Demi mencapai target itu butuh akselerasi yang luar biasa melalui terobosan kebijakan, strategi lapangan yang efektif, dan kolaborasi antarlembaga.
Perbaikan Data Jadi Fondasi Strategi Kemensos
Gus Ipul menekankan bahwa salah satu fondasi penting dalam strategi pengentasan kemiskinan ekstrem adalah pemutakhiran data sosial. Dengan data yang lebih akurat dan terverifikasi, pemerintah bisa memastikan bantuan benar-benar menyasar mereka yang paling membutuhkan.
“Memperkuat data, yang kedua sinergi dan kolaborasi dengan daerah. Begitu pula Kementerian Sosial berkoordinasi dengan kementerian yang lain. Itu strategi kita,” kata dia.
Melalui strategi ini, Kemensos berharap dapat melibatkan tidak hanya instansi pusat. Tetapi juga pemerintah daerah sebagai mitra kunci dalam menyalurkan program bantuan dan pemberdayaan.
Tidak Bisa Bekerja Sendiri
Dalam pernyataannya, Gus Ipul mengingatkan bahwa tanggung jawab menghapus kemiskinan ekstrem bukan hanya berada di pundak Kementerian Sosial. Ia mengajak semua pihak, mulai dari kementerian lain hingga pemerintah daerah, untuk turun langsung ke lapangan dan membangun strategi berbasis data.
“Target ini tidak bisa dicapai hanya oleh satu kementerian saja. Kita perlu kerja sama lintas sektor, berbasis data, dan terjun langsung ke masyarakat,” ujarnya.
Melalui pendekatan kolaboratif dan pemetaan yang lebih akurat, pemerintah berharap target ambisius dari Presiden Prabowo bukan sekadar wacana. Namun target itu bisa direalisasikan tepat waktu. (*)