Rabu, September 3, 2025

Harga Pangan Dorong Deflasi Bali Agustus 2025 Minus 39 Persen

Share

PanenTalks, Denpasar – Berdasarkan rilis data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, laju inflasi bulanan di Pulau Dewata berbalik arah. Setelah mengalami inflasi pada Juli, Bali kini mencatatkan deflasi sebesar -0,39% (mtm) pada Agustus 2025.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Erwin Soeriadimaja menjelaskan, deflasi ini terutama disebabkan penurunan harga pada Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau seiring dengan melimpahnya pasokan di pasaran akibat panen raya.

“Komoditas yang paling signifikan menyumbang deflasi antara lain tomat, cabai rawit, daging babi, dan buncis,” tuturnya dalam keterangan tertulis 1 September 2025..

Meski demikian, penurunan harga ini tertahan oleh kenaikan harga pada komoditas lain seperti bawang merah dan beras.

Secara spasial, deflasi terjadi merata di empat kabupaten/kota yang menjadi lokus perhitungan inflasi.

Tabanan mencatat deflasi bulanan terdalam sebesar -0,69%, diikuti oleh Singaraja (-0,56%), Badung (-0,46%), dan Denpasar (-0,19%).

Meskipun terjadi deflasi bulanan, laju inflasi tahunan (yoy) Bali masih berada di angka 2,65% pada Agustus 2025, turun dari 3,16% pada bulan sebelumnya.

Angka ini menunjukkan bahwa secara kumulatif selama satu tahun terakhir, harga-harga di Bali masih mengalami kenaikan, meskipun lajunya melambat.

Perlu dicatat, inflasi tahunan Bali pada Agustus 2025 masih lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional yang berada di angka 2,31% (yoy).

Ke depan, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Bali menghadapi beberapa tantangan. Tingginya permintaan barang dan jasa saat puncak kunjungan wisatawan mancanegara berpotensi memicu tekanan inflasi. Selain itu, ketidakpastian cuaca pada musim kemarau basah dan kenaikan harga minyak sawit mentah juga menjadi risiko yang perlu diwaspadai.

Menanggapi potensi tekanan inflasi, Bank Indonesia Provinsi Bali bersama TPID terus memperkuat sinergi melalui strategi 4K (Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif).

Langkah-langkah strategis ini, termasuk perluasan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dan penguatan kerja sama antar daerah, diharapkan dapat menjaga inflasi agar tetap berada dalam rentang sasaran nasional 2,5% ± 1% di tahun 2025. (*)

Read more

Local News