Jumat, Oktober 3, 2025

Hari Kebaya Nasional, Lestarikan Warisan Budaya

Share

PanenTalks, Yogyakarta – Hari Kebaya Nasional yang jatuh pada setiap tanggal 24 Juli menjadi tonggak penting dalam upaya pelestarian kebaya sebagai warisan budaya bangsa. Penetapan ini tertuang dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 19 Tahun 2023, dan menjadi wujud nyata komitmen negara dalam merawat kekayaan budaya dan identitas Indonesia.

Meski bukan menjadi hari libur nasional, peringatan yang baru berjalan sejak dua tahun lalu mendapat respon positif dari masyarakat. Antusiasme terhadap peringatan Hari Kebaya Nasional kian meningkat.

Tidak hanya para penggiat budaya, euforia ini juga meluas hingga generasi muda yang kini mulai bangga mengenakan kebaya sebagai bagian dari identitas nasional.

Kebaya merupakan salah satu busana tradisional perempuan Indonesia yang kaya akan nilai sejarah, estetika, dan identitas budaya. Berakar dari pengaruh budaya Nusantara, Tiongkok, Arab, dan Eropa, kebaya telah berkembang menjadi simbol keanggunan dan jati diri perempuan Indonesia.

Kebaya kini tidak lagi identik dengan kesan kuno. Sebaliknya, pakaian tradisional ini justru tampil modern melalui beragam inovasi dan modifikasi. Sehingga menjadikan kebaya sebagai busana yang inklusif dan relevan digunakan dalam berbagai kesempatan, baik formal maupun informal.

Secara umum, kebaya terdiri dari atasan yang terbuat dari kain tipis dan halus, dipadukan dengan kain batik, songket, atau tenun sebagai bawahannya. Kebaya tidak hanya menjadi pakaian wanita dalam acara adat, tetapi juga pada momen-momen penting seperti pernikahan, upacara resmi, bahkan peringatan nasional.

  • Di berbagai daerah, kebaya memiliki gaya dan ciri khas tersendiri, seperti:
  • Kebaya Kartini (Jawa Tengah): berpotongan klasik dengan lipatan halus.
  • Kebaya Encim (Betawi/Tionghoa): dengan kombinasi bordiran warna-warni.
  • Kebaya Bali: biasa menggunakan selendang dalam upacara keagamaan.
  • Kebaya Kutu Baru (Jawa Barat): dengan tambahan kain di bagian dada sebagai ciri khas.
  • Kebaya Sulam (Sumatera): Kebaya dengan warna cerah yang banyak dengan bordir rumit.
Pengakuan UNESCO

Kebaya kini telah mendapat pengakuan dunia sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO. Pengakuan tersebut merupakan hasil kolaborasi lima negara di kawasan Asia Tenggara, yakni Indonesia, Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, dan Thailand. Keberhasilan ini menjadi kebanggaan tersendiri sekaligus membuka ruang kolaborasi budaya antarnegara yang lebih erat.

Tidak hanya sebagai simbol identitas perempuan Indonesia, kebaya juga menjadi medium untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air. Dalam konteks kekinian, gerakan “Selasa Berkebaya” menjadi upaya konkret untuk menghidupkan kembali tradisi berkebaya dalam kehidupan sehari-hari. (*)

Table of contents [hide]

Read more

Local News