PanenTalks, Yogyakarta – Pemerintah Kota Yogyakarta gencar mendorong program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) yang tidak hanya berdampak positif bagi masyarakat, tetapi juga memberikan keuntungan berkelanjutan bagi perusahaan. Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menegaskan pentingnya konsep “take and give” dalam pelaksanaan CSR agar program yang dijalankan dapat terus berlanjut dan memberikan manfaat maksimal.
Berbicara dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Forum Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (TSLP) di Harper Malioboro, Hasto Wardoyo menyampaikan apresiasi mendalam kepada seluruh perusahaan yang telah berkontribusi melalui program CSR mereka. Namun, ia juga mengajak semua pihak untuk berpikir kreatif. “Kita juga harus berpikir, ide apa yang bisa diberikan pemerintah ke perusahaan,” ujarnya.
Salah satu gagasan brilian yang diungkapkan Hasto adalah kemungkinan menjadikan kontribusi CSR sebagai bagian dari pengurangan pajak. “Ketika ada mekanismenya, maka ini jadi bagian di mana kita tidak hanya minta,” tegasnya. Menurut Hasto, hal ini krusial mengingat perusahaan juga berperan besar dalam menghidupi karyawan dan mengurangi angka pengangguran.
Lebih lanjut, Hasto Wardoyo menekankan perlunya ide-ide inovatif dalam mengkolaborasikan program pembangunan dengan inisiatif CSR. Ia mencontohkan bagaimana pemerintah dapat memfasilitasi kelompok masyarakat dengan menyediakan mesin jahit dan pelatihan. Melalui pemberdayaan ini, masyarakat dapat memproduksi barang-barang yang justru dibutuhkan oleh perusahaan, menciptakan sebuah siklus ekonomi yang saling menguntungkan.
Inisiatif ini diharapkan mampu menciptakan model CSR yang lebih dinamis dan berkelanjutan, memastikan bahwa setiap rupiah yang diinvestasikan dalam program sosial benar-benar membawa dampak jangka panjang bagi kesejahteraan masyarakat dan kemajuan bisnis.

“Misalnya warga yang belum punya pekerjaan diberi pelatihan memproduksi sandal hotel, nanti hotel bisa membeli dengan harga lebih murah dari masyarakat kita sendiri. Jadi CSR itu harus kita create sedemikian rupa menjadi circular economy, bukan generik hanya charity tapi untuk produksi,” tandasnya.
Hasto menyoroti program CSR selain bersifat produktif, juga harus membawa semangat padat karya. Dengan memanfaatkan potensi sumber daya yang ada, untuk meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian warga.
“Arah kita itu memproduksi sesuatu yang sifatnya padat karya, sebagai contoh seminggu sekali kita terapkan pakai baju lurik baik untuk ASN maupun karyawan perusahaan. Nanti kita kerja sama lewat CSR supaya warga bisa produksi lurik, ini kan bikinnya pakai Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM), home made sehingga butuh banyak orang untuk mengerjakan,” imbuhnya.
Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Yogyakarta, Agus Tri Haryono menjelaskan, program CSR merupakan salah satu alternatif pendanaan potensial, sebagai komitmen perusahaan menjalankan etika bisnis, berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan, serta berdampak pada peningkatan kualitas hidup masyarakat yang akan diintegrasikan dengan dunia usaha.
“Sampai tahun 2025 ini terdapat 70 perusahaan yang melaksanakan dan melaporkan kegiatan CSR di Kota Yogya dengan akuntabel. Di mana 49,3 persen merupakan intervensi pada penanggulangan kemiskinan. Adanya sinergitas pemerintah dengan perusahaan tentu mendorong kolaborasi untuk kemajuan Kota Yogya, meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” jelasnya.

Ketua Forum TSLP Kota Yogyakarta yang juga Pimpinan Cabang Senopati Bank BPD DIY, Gunawan Hasri Baskoro mengatakan, di tahun 2024 Forum TSLP telah memfasilitasi 365 program CSR dengan nilai kegiatan RP 4,6 Miliar, untuk sektor sosial kemasyarakatan, lingkungan hidup, pendidikan, ekonomi dan kesehatan.
“Sementara di tahun 2025 CSR yang telah dikonsep Forum TSLP juga hadir dalam mendukung program quick win 100 hari kerja. Termasuk program ketahanan pangan food bank lumbung mataraman, perbaikan 1.627 Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), bantuan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) pasukan siaga bencana, gerobak sampah dan pengelolaan sampah, pelatihan kewirausahaan dan literasi keuangan, pencegahan stunting serta program intervensi lainnya,” katanya.

Pada Musrenbang Forum TSLP juga diserahkan Penghargaan Anugerah Tanggung Jawab Sosial Lingkungan Perusahaan Tahun 2025 kepada PT. BPD DIY Cabang Senopati di Bidang Peningkatan Ekonomi Masyarakat dan Kualitas Lingkungan Hidup, PT. Sintesa Sinergi Nusantara di Bidang Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia, Baznas Kota Yogyakarta di Bidang Penanggulangan Kemiskinan, PT. Bina Pertiwi Member Of Astra di Bidang Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Olahraga, PT. Bank Mandiri Kanwil Yogyakarta di Bidang Peningkatan Pariwisata dan Budaya Berbasis Masyrakat, PT. Telkom Indonesia di Bidang Kenyamanan Kehidupan Beragama dan Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta di Bidang Peningkatan Kualitas Kesehatan. (*)
Editor: Rahmat