PanenTalks, Yogyakarta – Meningkatnya kunjungan wisatawan ke destinasi populer seperti Candi Borobudur dan Candi Prambanan juga membawa dampak negatif berupa maraknya penipuan tiket online. InJourney Destination Management (IDM) menyampaikan keprihatinannya atas fenomena banyaknya situs palsu yang mengatasnamakan destinasi wisata unggulan Indonesia.
Banyak laporan masuk dari wisatawan yang menjadi korban penipuan karena melakukan pembelian tiket lewat kanal tidak resmi yang tampak sangat mirip dengan situs resmi. Kondisi ini merugikan para wisatawan sekaligus mencoreng citra destinasi budaya nasional.
Corporate Secretary Group Head IDM, Destantiana Nurina, menegaskan bahwa pembelian tiket hanya boleh dilakukan melalui kanal resmi yang dikelola langsung oleh perusahaan atau mitra resmi yang sudah bekerjasama dengan IDM.
Sebagai langkah tegas, perusahaan telah melaporkan situs palsu tersebut ke Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) serta aparat penegak hukum agar tindakan penipuan bisa segera diberantas.
“IDM mengambil langkah serius atas informasi palsu yang mengatasnamakan perusahaan atau destinasi dan merugikan customer secara langsung dan berkomitmen menjaga kualitas layanan agar setiap kunjungan menjadi pengalaman yang aman, nyaman, dan berkesan,” kata Nurina.
Untuk mengantisipasi masalah ini, IDM memperkuat edukasi literasi digital di sektor pariwisata. Berbagai upaya dilakukan untuk mengedukasi pengunjung agar selalu berhati-hati dalam menerima informasi di luar kanal resmi, termasuk lewat kampanye digital, media sosial, serta media massa.
Wisatawan juga diingatkan untuk melakukan transaksi pembelian tiket hanya melalui dua kanal resmi, yakni website ticket.injourneydestination.id dan tiket.tamanmini.com/id/, serta platform mitra resmi yang telah ditunjuk IDM.
Masyarakat juga diimbau untuk waspada terhadap situs atau kanal tidak resmi yang menggunakan nama-nama destinasi seperti Candi Borobudur, Candi Prambanan, Keraton Ratu Boko, dan Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Jika menemukan indikasi penipuan, masyarakat diminta segera melaporkan ke pihak berwenang atau IDM.
“TWC tidak pernah menunjuk pihak lain di luar kanal resmi tersebut untuk menjual tiket atau menyebarkan informasi mengenai Candi Borobudur maupun Candi Prambanan dan destinasi lainnya. Kami mengingatkan masyarakat agar lebih waspada, melakukan cross-check, dan tidak mudah percaya terhadap situs mencurigakan yang menyerupai nama atau tampilan resmi,” ungkapnya.
“Candi Borobudur dan Candi Prambanan adalah warisan dunia yang harus kita jaga bersama, termasuk dari praktik-praktik digital yang merugikan,” tutup Destantiana Nurina. (*)