Rabu, Juni 18, 2025

Hujan Masih Guyur Banyak Wilayah Indonesia Padahal Seharusnya Sudah Kemarau

Share

PanenTalks, Yogyakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah memprediksi Indonesia memasuki musim kemarau namun beberapa wilayah masih diguyur hujan deras. 

Terutama wilayah Jabodetabek, hujan masih kerap turun di sore dan malam hari.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, memberikan penjelasan mengenai kondisi cuaca tengah berlangsung. Dia menegaskan, Indonesia saat ini belum benar-benar memasuki musim kemarau, melainkan dalam fase transisi atau pancaroba.

“Sebenarnya saat ini adalah musim pancaroba dari musim hujan ke musim kemarau,” ujar Guswanto, dalam keterangan Minggu 13 April 2025.

Dalam fase peralihan ini, hujan yang terjadi tidak menyeluruh di seluruh wilayah Indonesia. 

Sebaliknya, fenomena hujan hanya muncul di beberapa wilayah akibat pengaruh dinamika atmosfer skala lokal dan regional.

Guswanto menyebut dua faktor utama penyebab hujan lokal ini, yaitu konvergensi dan labilitas lokal kuat. 

Keduanya mendukung proses pembentukan awan konvektif menghasilkan hujan dengan intensitas ringan hingga lebat.

“Fenomena ini memicu pembentukan awan dan kemudian hujan, terutama awan konvektif yang dapat menghasilkan hujan dengan intensitas ringan hingga sedang, bahkan disertai petir dan angin kencang,” jelasnya.

Ia menambahkan, konvergensi adalah pertemuan massa udara dapat memicu naiknya udara hangat dan lembab ke atmosfer. 

Pergerakan ini menyebabkan terbentuknya awan hujan secara signifikan di wilayah-wilayah terdampak.

Sementara itu, labilitas lokal adalah kondisi atmosfer yang memungkinkan udara naik dengan cepat karena lebih ringan dari udara sekitarnya. Hal ini umum terjadi saat siang hari ketika matahari memanaskan permukaan bumi.

“Kondisi ini sering terjadi di wilayah dengan pemanasan matahari yang kuat atau adanya perbedaan suhu antara berbagai ketinggian,” ujar Guswanto lagi.

Wilayah saat ini masih mengalami hujan termasuk Aceh, Sumatra Utara, Riau, Sumatra Selatan, Jawa Barat, Kalimantan, Sulawesi, Maluku hingga Papua. 

Daerah-daerah tersebut masih terpengaruh oleh dinamika lokal dan regional memperpanjang aktivitas hujan.

Meski demikian, masyarakat tetap disarankan untuk waspada terhadap potensi cuaca ekstrem seperti angin kencang, petir, dan banjir lokal, terutama di daerah-daerah masih rentan akan perubahan iklim dan peralihan musim. (*)

Editor : Hendrati Hapsari

Read more

Local News