Selasa, Juni 17, 2025

IHSG Anjlok, Pakar Ekonomi UGM Sarankan Waktu Tepat untuk Beli Saham

Share

PanenTalks, Yogyakarta – Kondisi ekonomi terkait pasar saham Indonesia tengah bergejolak. Pemicunya sentimen global negatif, harga komoditas melemah, hingga tren inflasi semakin menambah ketidakpastian. 

Pakar Keuangan, Investasi dan Perbankan sekaligus Kepala Departemen Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM, I Wayan Nuka Lantara menilai, kondisi saat ini tetap bisa dimanfaatkan investor pemula untuk belajar berinvestasi.

Namun, ia menekankan pentingnya sikap bijak dalam mengelola keuangan pribadi. “Sekarang ini sebenarnya justru bisa jadi waktu yang bagus untuk masuk, karena harga saham sedang diskon. Tapi bukan berarti asal beli. Pilih yang fundamentalnya kuat dan masa depannya masih cerah,” ujarnya saat diwawancarai di Kampus UGM, Selasa April 2025.

Menurut Wayan, sebelum memulai investasi, masyarakat harus memastikan kebutuhan konsumsi terpenuhi, memiliki dana darurat cukup, kemudian mengalokasikan dana untuk investasi. Ia menyinggung istilah ‘mantap’ atau makan tabungan saat ini tengah marak.

“Kalau tabungan tipis dan pemula melakukan investasi tanpa dikalkulasikan, akan jebol juga,” ucapnya.

Ia mengingatkan, investasi bukan soal keberuntungan atau tren sesaat. Terlebih lagi, dalam kondisi ekonomi tidak stabil, keputusan emosional hanya ingin memburu cuan justru bisa memperbesar risiko.

“Jangan sampai keinginan untuk untung besar membuat orang mengorbankan prinsip dasar. Punya penghasilan 10 juta tapi 9 juta diinvestasikan semua, bahkan sampai berani pinjam, itu sangat tidak disarankan,” tegasnya.

Mengingat investasi adalah produk jangka panjang dalam hitungan tahun, ia memberikan ramalan tren pasar setidaknya untuk tiga bulan ke depan. Berdasarkan analisa pengamatan,  Wayan tidak melihat adanya sinyal positif yang kuat, bahkan cenderung mengarah pada pesimisme.Tidak ada satupun insentif menunjukkan adanya optimisme.

Jika sentimen tersebut tidak berhenti, kondisi ini membahayakan. Oleh sebab itu, ia mendorong pemerintah melakukan pengkajian fundamental dan pemetaan ulang terhadap sektor ekspor nasional yang masih bertumpu pada komoditas seperti batubara dan nikel.

“Kita perlu segera mencari celah baru di tengah tekanan global,” tandasnya. (*)

Editor : Hendrati Hapsari

Read more

Local News