Jumat, November 7, 2025

IJK Bali-Nusra Stabil Positif, Kredit Investasi Melesat 27,22 Persen

Share

PanenTalks, Denpasar – Kinerja Industri Jasa Keuangan (IJK) di wilayah Bali dan Nusa Tenggara (Bali-Nusra) hingga posisi Agustus 2025 dilaporkan tetap stabil dan tumbuh positif.

Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali Kristrianti Puji Rahayu menegaskan fungsi intermediasi perbankan berjalan baik, ditopang oleh tingkat likuiditas dan permodalan yang memadai.

Realisasi Kredit Capai Rp241,52 Triliun, Disokong Kredit InvestasiSektor perbankan di Bali-Nusra menunjukkan daya tahan solid, dengan total penyaluran kredit (Bank Umum dan BPR) mencapai Rp241,52 triliun.

“Angka ini merefleksikan pertumbuhan tahunan (yoy) sebesar 6,89 persen,” sebut Kristrianti Puji Rahayu dalam siaran pers 13 Oktober 2025.

Meskipun laju pertumbuhan kredit secara umum sedikit melandai dibandingkan tahun sebelumnya, OJK menyoroti lonjakan signifikan pada segmen kredit investasi.

Kredit investasi tumbuh melesat sebesar 27,22 persen yoy, dengan penambahan nominal mencapai Rp13,01 triliun. Tingginya pertumbuhan ini diyakini menjadi indikator kuat bahwa kepercayaan masyarakat dan pelaku usaha terhadap prospek kondisi ekonomi di Bali-Nusra meningkat.

“Sekitar 57,84 persen dari total kredit disalurkan kepada sektor produktif, yang terdiri dari 32,65 persen modal kerja dan 25,19 persen investasi,” jelas OJK.

Fokus Penyaluran di Tiga ProvinsiPenyaluran kredit perbankan di wilayah ini didominasi oleh Sektor Bukan Lapangan Usaha (42,16%) dan Sektor Perdagangan Besar dan Eceran (23,53%).

Secara regional, pendorong utama peningkatan kredit nominal per provinsi adalah: * Bali: Sektor Penerima Kredit Bukan Lapangan Usaha, bertambah Rp1,92 triliun (tumbuh 5,13% yoy). * NTB:

Sektor Pertambangan dan Penggalian, bertambah tertinggi sebesar Rp4,63 triliun (tumbuh 37,37% yoy). * NTT: Sektor Penerima Kredit Bukan Lapangan Usaha, bertambah Rp1,73 triliun (tumbuh 6,53% yoy).

Selain itu, komitmen terhadap pertumbuhan ekonomi daerah tercermin dari porsi kredit yang disalurkan kepada UMKM, mencapai 41,61 persen dari total kredit.Kualitas Aset dan Ketahanan Keuangan Terjaga

Sejalan pertumbuhan kredit, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) juga mencatat pertumbuhan positif, mencapai Rp297,25 triliun atau tumbuh 7,88 persen yoy.

Fungsi intermediasi yang tercermin dari Loan to Deposit Ratio (LDR) berada di angka 81,25 persen.Risiko kredit perbankan di Bali-Nusra tetap terkendali. Rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) berada di bawah threshold 5 persen, yaitu sebesar 3,12 persen (gross).

Ketahanan permodalan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) juga sangat kuat, ditunjukkan oleh Capital Adequacy Ratio (CAR) yang tinggi: 31,68% di Bali, 46,38% di NTB, dan 43,03% di NTT.

“Tingginya permodalan ini menjadi bantalan mitigasi risiko yang kuat untuk mengantisipasi ketidakpastian global,” tambah OJK.

Pasar Modal dan Pembiayaan Non-Bank MelesatSektor non-bank juga menunjukkan performa positif.

Jumlah investor Pasar Modal di Bali-Nusra mengalami pertumbuhan dua digit. Investor saham tumbuh 29,81 persen yoy mencapai 282.367 SID.

Nilai transaksi saham melonjak 55,80 persen yoy menjadi Rp5,02 triliun.Sementara itu, piutang Perusahaan Pembiayaan mencapai Rp19,30 triliun per Juli 2025, tumbuh 7,23 persen yoy.

Risiko pembiayaan juga terpelihara, dengan Non Performing Financing (NPF) Perusahaan Pembiayaan sebesar 1,73 persen dan NPF Modal Ventura yang menurun menjadi 7,35 persen.

OJK berkomitmen untuk terus bersinergi dengan stakeholder terkait guna menjaga stabilitas sistem keuangan dan mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan.(*)

Read more

Local News