PanenTalks, Rembang – Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Rembang memperluas dukungan terhadap pembudidaya ikan nila dengan memasukkan olahan tersebut ke dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
“Upaya pemberdayaan petani ikan lokal agar MBG berdampak langsung pada peningkatan ekonomi,” kata Kabid Bina Usaha dan Peningkatan Daya Saing Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Rembang, Nurida Adante Islami, Selasa 3 September 2025.
Dia mengatakan, olahan ikan nila dalam bentuk fillet. Sajian ini praktis dan tetap bergizi untuk anak-anak sebagai penerima manfaat. Ikan nila dipilih adalah jenis nila salin karena harganya relatif lebih terjangkau. Selai itu, bisa memperoleh langsung dari pembudidaya
“Harga per slice-nya hanya Rp3 Ribu. Ini tentu menguntungkan baik bagi pembudidaya maupun pemkab dalam efisiensi anggaran,” kata dia.
Dia menjelaskan, pembudidaya nila di kabupaten tersebut menggunakan pakan sesuai standar Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB). Hal ini berbeda dengan budidaya lele masih memungkinkan menggunakan pakan alternatif.
Meski demikian, jumlah pembudidaya nila di Rembang saat ini masih terbatas. Untuk memenuhi kebutuhan seluruh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), Dinlutkan sementara dibantu oleh pembudidaya dari wilayah Tayu, Kabupaten Pati.
“Untuk saat ini, pembudidaya yang mensuplai ikan nila baru satu, yakni dari Desa Punjulharjo, Mas Sodikin nama usaha nila filetnya Asoba food,” kata dia.
Adapun distribusi ikan nila dalam program MBG sejak 1 September 2025 di SPPG Lasem. Menyusul kemudian SPPG Kalipang, Sarang akan mulai menyajikan lauk nila pada Rabu, 3 September 2025. Sedangkan, pekan berikutnya akan disuplai ke SPPG Sluke.
Sebagai informasi, ikan nila dikenal memiliki kandungan nutrisi tinggi. Seperti protein, asam lemak omega-3, vitamin A dan B12, serta mineral penting seperti zat besi, kalsium, fosfor, kalium, dan selenium. Nutrisi bermanfaat untuk mendukung kesehatan otot, tulang, kulit, mata, hingga jantung.
Pemkab Rembang berharap kehadiran ikan nila dalam program MBG dapat menambah keragaman menu bergizi sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi sektor perikanan di daerah. (*)
