PanenTalks,Jakarta – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bergerak cepat merespons gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,7 yang mengguncang Myanmar.
Sebuah Tim Aju Bantuan Kemanusiaan yang terdiri dari personel BNPB, Basarnas, TNI, serta perwakilan kementerian dan lembaga lain, resmi diberangkatkan hari ini menggunakan pesawat Hercules.
Letjen TNI Dr. Suharyanto, S.Sos., M.M., selaku Kepala BNPB, memberikan arahan dan motivasi langsung kepada tim sebelum keberangkatan.
Dalam pesannya, ia menekankan pentingnya misi ini, meskipun para anggota tim harus meninggalkan keluarga di tengah suasana Idulfitri.
“Ini adalah bentuk pengabdian kita. Sementara banyak yang merayakan Idulfitri bersama keluarga, kita mengorbankan waktu tersebut demi kemanusiaan,” ungkapnya.
Tim ini bertugas untuk mengidentifikasi kebutuhan mendesak di lokasi terdampak, baik dari segi tenaga profesional maupun logistik. Harapannya, bantuan dari Indonesia dapat diterapkan secara efektif dan menyentuh kebutuhan nyata di lapangan.
“Setelah tiba di Myanmar, mereka akan langsung berkoordinasi dan mulai bekerja di titik-titik kritis,” kata Suharyanto.
Keberangkatan ini mengikuti pola operasional yang telah teruji dalam misi-misi sebelumnya, seperti bantuan ke Turkiye dan Suriah pada 2023.
“Berdasarkan pengalaman tersebut, saya yakin tim kali ini mampu bekerja lebih solid dan terorganisasi,” tambahnya.
Bantuan untuk Myanmar bukan kali pertama dilakukan. Sebelumnya, pemerintah Indonesia telah mengirimkan bantuan logistik senilai Rp 7,8 miliar setelah Siklon Mocha melanda pada Juni 2023.
Bantuan kali ini, sekali lagi, menjadi bukti nyata komitmen Indonesia dalam mendukung komunitas internasional di tengah krisis kemanusiaan.
Dengan semangat gotong royong dan solidaritas, Tim Aju bertolak membawa harapan besar untuk membantu meringankan penderitaan masyarakat Myanmar yang tengah dilanda bencana.
Misi ini, menurut Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Ph.D., akan menjadi tonggak lain yang memperkuat reputasi Indonesia di kancah kemanusiaan global. (*)
