Sabtu, September 27, 2025

Infrastruktur sebagai Perisai Ketahanan Nasional

Share

PanenTalks, Surabaya-Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menegaskan komitmennya untuk memperkuat ketahanan nasional melalui pembangunan infrastruktur dan kolaborasi multisektor.

Dalam The 9th International Conference Postgraduate School Universitas Airlangga (ICPS) di Surabaya, Rabu (17/09/2025), Menteri PU Dody Hanggodo menyampaikan pandangannya mengenai peran infrastruktur dalam menghadapi dinamika global.

“Infrastruktur menjadi lebih dari sekadar pembangunan, melainkan ketahanan. Bendungan dan irigasi mendukung ketahanan pangan, hydropower dan floating solar mendukung ketahanan energi. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dan pengendalian banjir memenuhi kebutuhan masyarakat sekaligus mencegah bencana. Jalan dan jembatan memperkuat konektivitas serta logistik,” ujar Dody dalam keterangannya.

Ia menekankan bahwa perang di Ukraina, ketegangan di Timur Tengah, hingga rivalitas Amerika Serikat dan Tiongkok memberi dampak nyata pada stabilitas pangan, energi, dan air di Indonesia. Karena itu, kemandirian pada tiga sektor strategis tersebut harus menjadi prioritas pembangunan.

“Pembangunan infrastruktur harus dipandang sebagai non-military defense atau pertahanan sipil. Bendungan, irigasi, pembangkit listrik tenaga air, sistem air bersih, jalan, dan jembatan tidak hanya menopang pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menjadi sistem ketahanan nasional dalam menghadapi krisis. Infrastruktur bukan sekadar pembangunan fisik, tetapi perisai ketahanan bangsa,” jelasnya.

Melalui program PU608, Kementerian PU berupaya meningkatkan ketahanan infrastruktur dengan fokus pada efisiensi investasi, pengentasan kemiskinan, dan pencapaian pertumbuhan ekonomi 8 persen pada 2029. Selain pembangunan fisik, kementerian juga mendukung program prioritas sosial, antara lain penyediaan sekolah bagi anak-anak kurang mampu (Sekolah Rakyat), peningkatan sarana pendidikan tinggi, serta infrastruktur kesehatan dan sanitasi untuk menekan angka stunting.

Menteri Dody menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor atau pentahelix. “Tidak ada pemerintah yang mampu berjalan sendiri. Kita butuh kolaborasi bersama akademisi, swasta, masyarakat, dan media. Bersama-sama melalui kolaborasi pentahelix ini kita dapat mengubah krisis menjadi peluang dan tantangan menjadi inovasi,” tuturnya.

Rektor Universitas Airlangga, Prof. Dr. Muhammad Madyan, turut mengapresiasi langkah Kementerian PU. “Melalui konferensi ini, kita diingatkan bahwa ketahanan yang dibangun bukan hanya untuk bertahan, tetapi juga untuk beradaptasi, berinovasi, dan bangkit lebih kuat. Kehadiran para pembicara, akademisi, pembuat kebijakan, dan peserta dari berbagai negara mencerminkan komitmen kita bersama dalam memperkaya pengetahuan serta mendorong dialog atas isu-isu global. Resiliensi harus bersifat proaktif dan visioner,” ungkapnya.

Read more

Local News