Panentalks, Yogyakarta – Bupati Bantul Abdul Halim Muslih pada Rakor Pengembangan Infrastruktur dan Pariwisata Sleman dan Bantul, Senin (14/04) di Gedhong Pracimasana, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta memaparkan sejumlah isu strategis terkait pembangunan infrastruktur dan pariwisata di Kabupaten Bantul.
Tercatat 12 rencana pembangunan yang sedang berjalan dan direncanakan untuk meningkatkan kualitas infrastruktur dan daya tarik pariwisata di daerahnya.
Rencana pertama adalah restorasi Gumuk Pasir yang bertujuan untuk melestarikan keindahan alam dan meningkatkan daya tarik wisata. Kedua, pembangunan JJLS di Kelok 23 dan rest area yang saat ini sudah hampir selesai, dibiayai oleh APBN.
Ketiga, pembangunan Taman Budaya Bantul yang diharapkan dapat menjadi pusat kegiatan seni dan budaya. Keempat, pengembangan akses objek wisata di Dlingo, termasuk akses menuju Mangunan dan objek-objek wisata berbasis hutan lainnya.
Kelima, pembangunan dermaga pendaratan ikan di Muara Kali Opak, Pantai Depok, yang diharapkan dapat mendukung sektor perikanan. Dilanjutkan dengan pengembangan Sumbu Filosofis di wilayah Krapyak menjadi fokus keenam. Ketujuh, pengembangan infrastruktur pengelolaan sampah yang terus disempurnakan, terutama di ITF Bawuran. “Alat-alatnya sudah tersedia hanya saja sarana pendukungnya yang sedang proses,” terang Halim.
Ke-8, pengembangan SPAM Kamijoro. Berikutnya yang kesembilan, pengembangan kawasan Pansela di sepanjang pantai selatan Kabupaten Bantul menjadi perhatian kesembilan, di mana beberapa pihak ingin berkontribusi dalam pembangunan kawasan ini.
Selanjutnya yang kesepuluh, pengelolaan Goa Cerme di Selopamioro, Imogiri, dan ke-11 adalah pembangunan kawasan industri Piyungan yang telah diberikan izin seluas 85 hektar pada masa Bupati Suharsono. Namun, hingga saat ini, kawasan industri tersebut belum berkembang sejak tahun 2016.
“Kami merasa sangat penting untuk melanjutkan rencana pembangunan kawasan industri ini dan selanjutnya akan kami sampaikannya secara detail kepada Bapak Gubernur,”ujarnya.
Ke-12, rencana rehabilitasi bangunan yang rusak akibat banjir, terutama di kawasan timur Bantul.
Ia menekankan, 12 isu strategis ini mencakup tiga sektor ekonomi yang mendominasi PDRB Kabupaten Bantul, yaitu sektor industri, pertanian, dan pariwisata.“Sektor industri telah menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dalam lima tahun terakhir, bahkan melampaui sektor pertanian.
“Hal ini menarik perhatian investor, terutama di sektor garmen, yang berencana memindahkan pabrik mereka dari Tangerang dan Bekasi ke Bantul,”kata Halim.
Dengan langkah-langkah strategis ini, Halim berharap dapat meningkatkan infrastruktur dan pariwisata di daerahnya. Selain itu juga diharapkan memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat. (*)
Editor: Rahmat