Kamis, Juni 19, 2025

Ini Makna ‘Cincin Nelayan’ Paus Leo XIV Saat Misa Pelantikan

Share

PanenTalks, Yogyakarta – Paus ke-267, pelantikan resmi Paus Leo XIV di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, Minggu 18 Mei 2025.

Paus Leo XIV merupakan Paus pertama asal Amerika Serikat menjadi momen bersejarah di tahun ini. 

Dalam prosesi ini, Paus Leo XIV akan menerima “Cincin Nelayan” dalam Misa Pelantikan di Vatikan.

Cincin tersebut bukan aksesori biasa namun mengandung nilai spiritual dan historis kuat. 

Cincin tersebut menjadi pengingat akan tanggung jawab besar sang paus sebagai penerus langsung dari Rasul Petrus, sosok nelayan dipanggil Yesus untuk memimpin umat.

Dalam dokumentasi resmi rilis Kantor Liturgi Kepausan, memperlihatkan cincin di jari Paus Leo XIV.

Dalam dokumentasi tersebut, permukaan cincin tergambar Santo Petrus, lengkap dengan kunci dan jala. Simbolisasi dari misi pastoral dan kepemimpinan rohani warisan terhadap dirinya.

“Cincin Nelayan mengotentikasi iman dan melambangkan tugas kepada Paus pertama,” demikian dalam pernyataan Vatikan, Minggu 18 Mei 2025. 

Cincin Nelayan telah menjadi bagian tak terpisahkan dari suksesi kepausan selama berabad-abad. 

Istilah ini mengacu pada latar belakang Rasul Petrus dahulu adalah nelayan di Danau Galilea. Tradisi penyematan cincin telah berlangsung sejak abad ke-13.

Dahulu, cincin ini memiliki fungsi praktis sebagai segel resmi dokumen-dokumen penting Paus. Namun sejak 1842, peran itu beralih menjadi simbolis, meskipun tetap unik untuk setiap Paus. 

Saat seorang paus wafat, penghancuran cincin beserta meterai timbalnya akan menggunakan alat khusus. Sebuah ritual simbolik menandai akhir masa jabatan dan mencegah potensi penyalahgunaan dokumen.

Setiap Paus mengenakan cincin dengan desain personal. Paus Benediktus XVI dulu memilih cincin emas dengan ukiran Petrus sedang melempar jala dari perahu. 

Sementara Paus Fransiskus menggunakan cincin perak berlapis emas warisan dari sekretaris Paus Paulus VI.

Kini, Paus Leo XIV akan mengenakan cincin dengan ilustrasi Santo Petrus membawa kunci dan jala.

Simbol tersebut merupakan kelanjutan misi apostolik yang telah berjalan lebih dari dua milenium. Sebuah penanda meski dunia berubah, panggilan spiritual Gereja tetap abadi. (*)

Editor : Hendrati Hapsari

Read more

Local News