Rabu, Juni 18, 2025

Ini Strategi Menpar Hadapi Kebijakan Tarif Dagang AS

Share

PanenTalks, Jakarta — Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana mengungkapkan, sektor pariwisata memiliki potensi besar untuk menjadi alat pertahanan ekonomi Indonesia dalam menghadapi tekanan eksternal akibat kebijakan tarif dagang yang diterapkan oleh Amerika Serikat (AS).

Pernyataan ini disampaikan Menpar Widiyanti sebagai respons terhadap kebijakan ‘Tarif Timbal Balik’ yang diberlakukan oleh Presiden AS, Donald Trump, terhadap produk impor dari sejumlah negara, termasuk Indonesia.

Menurut Menpar Widiyanti, Indonesia memiliki kesempatan untuk memaksimalkan potensi sektor pariwisata yang bebas dari hambatan perdagangan internasional. “Ketika ekspor barang terkena tarif tinggi, kita harus melihat sektor lain yang bisa menjadi penyeimbang. Pariwisata adalah bentuk ekspor jasa yang tidak terganggu oleh kebijakan tarif dagang. Dengan menarik lebih banyak wisatawan mancanegara, kita dapat menjaga stabilitas Rupiah dan cadangan devisa,” ujar Widiyanti dalam keterangan resminya, Sabtu (5/4/2025).

Menpar Widiyanti mengajak seluruh pemangku kepentingan di sektor pariwisata untuk fokus pada tiga strategi utama guna menghadapi dinamika perdagangan global yang semakin kompleks. Berikut adalah tiga poin strategi yang ditekankan oleh Kementerian Pariwisata (Kemenpar):

1. Pariwisata Sebagai “Ekspor Jasa” Penyeimbang

Indonesia, dengan kekayaan alam, seni budaya, serta kreativitas masyarakatnya, memiliki potensi pariwisata yang sangat tinggi. Namun, Widiyanti mengingatkan bahwa persebaran wisatawan mancanegara di Indonesia masih terpusat di destinasi-destinasi tertentu. Kemenpar mengajak pelaku usaha pariwisata di seluruh daerah untuk meningkatkan kesiapan dan beradaptasi dengan perubahan dinamika global.

“Pelaku usaha pariwisata di seluruh Indonesia harus bersiap memanfaatkan peluang ini dengan mempromosikan destinasi wisata, produk wisata, serta usaha pariwisata yang terintegrasi dengan baik,” lanjut Widiyanti. Dengan dukungan promosi dan pengembangan yang dilakukan oleh Pemerintah, ia yakin sektor ini akan mampu menjadi sumber devisa yang signifikan dan menjaga stabilitas ekonomi.

2. Optimalisasi UMKM & Ekonomi Lokal Penyedia Jasa Pariwisata

Kemenpar juga menyoroti pentingnya peran UMKM dan ekonomi lokal dalam industri pariwisata. Indonesia memiliki banyak desa wisata yang dapat menggerakkan ekonomi di tingkat lokal. Pengembangan desa wisata dan aktivitas ekonomi berbasis pariwisata bertujuan untuk mendistribusikan manfaat ekonomi secara merata dan mengurangi ketergantungan pada sektor ekspor manufaktur yang kini terkena dampak tarif.

“Pariwisata tidak hanya berpusat pada destinasi besar, tapi harus dimulai dari desa. Dengan melibatkan ekonomi lokal, kita akan menciptakan peluang yang lebih merata bagi masyarakat,” ujar Widiyanti.

3. Fokus pada Pengembangan “High-Quality Tourism”

Widiyanti juga menekankan pentingnya pengembangan pariwisata berkualitas tinggi, bukan hanya fokus pada jumlah kunjungan wisatawan. Menurutnya, wisatawan yang mengeluarkan biaya lebih untuk pengalaman wisata berkualitas memiliki ketahanan yang lebih baik terhadap fluktuasi harga global. Kemenpar mendukung penuh program unggulan seperti “Pariwisata Naik Kelas” yang berfokus pada sektor maritim, gastronomi, dan wellness, untuk menarik wisatawan dengan daya beli yang lebih tinggi.

“Indonesia memiliki ruang yang luas untuk mengembangkan pariwisata berkualitas. Kemenpar akan terus mendukung upaya ini agar pariwisata Indonesia dapat bersaing di kancah internasional,” ungkap Widiyanti.

Dengan langkah-langkah strategis ini, Menpar Widiyanti optimistis sektor pariwisata Indonesia tidak hanya akan mampu menopang perekonomian nasional, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia sebagai destinasi wisata unggulan di dunia.

Read more

Local News