Rabu, Juni 18, 2025

Inovasi Formulasi Gamahumat: Meningkatkan Ketersediaan dan Penyerapan Nutrisi pada Tanaman Padi

Share

PanenTalks, Sleman – Panen raya padi yang diselenggarakan oleh tim peneliti Gamahumat Universitas Gadjah Mada (UGM) di Bimomartani, Ngemplak, Sleman, baru-baru ini, menjadi momentum penting dalam menguji dan memperkenalkan inovasi teknologi pertanian.

Kegiatan yang dihadiri oleh perwakilan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan PT. Bukit Asam ini menyoroti potensi ekonomi dari pemanfaatan Gamahumat dan nanosilika dalam meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk dan hasil panen padi.

Dr. Cahyo Wulandari, seorang akademisi dari Departemen Ilmu Tanah Fakultas Pertanian UGM dan anggota tim peneliti, menjelaskan bahwa inisiatif panen ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas aplikasi Gamahumat dan nanosilika secara langsung di lapangan.

Tanaman padi yang menggunakan Gamahumat di Sleman. (dok:ugm)

Lebih lanjut, kegiatan ini juga berfungsi sebagai platform untuk diseminasi informasi mengenai keunggulan Gamahumat kepada pemangku kepentingan dari berbagai sektor, termasuk masyarakat petani, pemerintah, dan industri.

Gamahumat merupakan pembenah tanah atau stabilisator tanah yang terdiri atas senyawanya berupa asam humat dan asam fulvat yang berasal dari ekstraksi batubara dengan kalori rendah. Pemberian humat ini diharapkan mampu meningkatkan penyimpanan pupuk yang diberikan pada tanaman sehingga penggunaan pupuk lebih efisien.

“Kondisi tanah dapat menyimpan pupuk jadi lebih baik,” kata Wulan dalam keterangan kepada wartawan Senin (28/4).

Wulan menyebutkan tingkat efisiensinya tanah dalam menyimpan pupuk lebih baik hingga 20-50%. Selain itu, pemberian Gamahumat juga disebut berpengaruh terhadap hasil panen. Dari hasil pengamatan, saat tanaman padi diberikan pupuk NPK 100% ditambah Gamahumat dan nanosilika bisa meningkatkan jumlah bulir isi hingga 62%.

“Hasilnya masih perlu diteliti lebih lanjut di laboratorium. Bila ini dapat terwujud penggunaannya, Wulan mengungkapkan biaya humat dapat ditekan dan mengurangi angka impor dari luar negeri,” kata Wulan.

Ini merupakan panen kedua Gamahumat diujicobakan pada padi di wilayah Bimomartani. Uji coba sebelum sudah dipanen pada bulan Oktober 2024 lalu dan menghasilkan Gamahumat dapat mendekati layaknya produktivitas padi yang sepenuhnya menggunakan NPK dan urea.

Bedanya, tim peneliti mencoba beberapa variabel untuk mengetahui kondisi mana yang lebih efektif untuk digunakan. Salah satu variabelnya adalah penggunaan Gamahumat yang ditambah dengan pemberian nanosilika.

“Nanosilika ini bisa membuat batang tumbuhan bertahan lebih kuat. Efeknya, nutrisi di tumbuhan terdistribusi lebih efektif dan tanaman lebih kuat dalam menghadapi hama dan perubahan cuaca ekstrem,” kata Guru Besar Departemen Geologi UGM Prof. Ferian Anggara, selaku ketua tim peneliti Gamahumat.

Tanaman memerlukan kondisi tanah kaya unsur hara dan mineral supaya dapat tumbuh dengan baik. Saat tanaman dipanen, tidak jarang kondisi tanah rusak dan tidak dapat digunakan kembali. Hal inilah yang dipikirkan oleh tim peneliti Gamahumat.

Adanya inovasi Gamahumat diharapkan dapat memperbaiki tanah sehingga dapat mempertahankan kandungan pada tanah dan suplemen yang diberikan pada tumbuhan baik tanaman ataupun nutrisi lainnya.

Tim juga akan mengujicobakan Gamahumat di beberapa jenis tanah berbeda seperti tanah kapur dan tanah vulkanik dan jenis komoditas berbeda seperti buah-buahan.

Selain itu, tim juga berencana untuk menggunakannya di lahan bekas tambang sehingga tanah yang sudah rusak dapat diperbaiki sekaligus menjadi lahan penghijauan. (*)

Editor: Rahmat

Read more

Local News