Kamis, Oktober 2, 2025

Inovasi Irigasi Pintar Tenaga Surya, AKPRIND Ubah Wajah Pertanian di Wonokromo

Share

PanenTalks, Bantul – Desa Wonokromo, Bantul, kini memasuki babak baru dalam dunia pertanian. Berkat inisiatif tim dosen Universitas AKPRIND Yogyakarta, teknologi canggih berbasis energi surya dan Internet of Things (IoT) kini hadir di tengah sawah.

Melalui program pengabdian masyarakat yang mendapat dukungan pendanaan pemerintah, para akademisi ini berhasil menghadirkan sistem irigasi pintar yang tak hanya ramah lingkungan, tetapi juga meningkatkan efisiensi dan produktivitas pertanian.

Proyek ini digawangi oleh Slamet Hani, ST, MT, dosen senior Teknik Elektro, bersama dua rekannya: Ir Gatot Santoso, MT dari Teknik Elektro, dan Dr Toto Rusianto, ST, MEng dari Teknik Mesin. Kolaborasi lintas disiplin ilmu ini menghasilkan solusi menyeluruh terhadap persoalan irigasi di pedesaan, khususnya pada musim kemarau.

Panel Surya untuk Pertanian

Salah satu masalah utama yang kerap dihadapi petani adalah tingginya biaya operasional pompa air. Dengan memasang panel surya sebagai sumber energi utama, tim ini menciptakan pembangkit listrik mini langsung di area persawahan. Energi matahari digunakan untuk menggerakkan pompa air, menggantikan ketergantungan terhadap listrik PLN atau bahan bakar fosil.

“Kami ingin petani tidak lagi bergantung pada listrik PLN atau generator berbahan bakar bensin yang mahal. Dengan tenaga surya, biaya operasional untuk irigasi bisa dipangkas signifikan. Energi ini bersih, gratis, dan tak terbatas,” jelas Slamet Hani.

Tak hanya efisien dari sisi biaya, sistem ini juga menjadi contoh penerapan energi terbarukan dalam praktik pertanian modern.

Yang membuat sistem ini semakin unggul adalah integrasi teknologi IoT. Sensor-sensor canggih dipasang untuk memantau kondisi lahan, mulai dari kelembaban tanah, suhu, hingga intensitas cahaya. Semua data tersebut dikirim secara real-time ke sistem server yang terhubung dengan aplikasi di ponsel petani.

“Petani tidak perlu lagi datang ke sawah hanya untuk menyalakan atau mematikan pompa. Mereka bisa memantau kondisi lahan dari rumah atau bahkan saat sedang berada di luar kota. Sistem ini juga bisa diatur untuk menyiram secara otomatis berdasarkan data kelembaban tanah, memastikan tanaman mendapatkan air dalam jumlah yang optimal,” terang Dr Toto Rusianto.

Dengan kontrol jarak jauh, waktu dan tenaga petani bisa dialihkan ke aktivitas pertanian lainnya, mempercepat proses kerja sekaligus meningkatkan hasil.

Efisiensi Biaya dan Kenaikan Hasil Panen

Efek dari penerapan teknologi ini sudah mulai terasa. Ir Gatot Santoso mengungkapkan bahwa penggunaan sistem irigasi pintar ini membawa dampak langsung terhadap peningkatan hasil pertanian.

“Dengan irigasi yang lebih teratur dan optimal, hasil panen bisa meningkat baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Biaya yang dihemat dari listrik dan bahan bakar juga bisa dialokasikan untuk kebutuhan lain, seperti pupuk atau bibit unggul,” tuturnya.

Petani Desa Wonokromo pun menyambut positif kehadiran teknologi ini. Mereka menyebutnya sebagai “lompatan besar” yang mengubah wajah pertanian konvensional menjadi pertanian berbasis data dan teknologi. (*)

Read more

Local News