PanenTalks, Bogor – SMPN 1 Bogor berhasil mengasah kreativitas berinovasi mengolah kulit pepaya menjadi tepung.
“Karya ilmiah tersebut lahir dari kegiatan ekstrakurikuler Karya Ilmiah Remaja (KIR) yang difasilitasi sekolah,” kata Kepala SMPN 1 Bogor, Estiza Septiana, melansir InfoPublik, Jumat 29 Agustus 2025.
SMPN 1 Bogor, kata dia, tahun lalu berhasil juara dua dengan inovasi briket ramah lingkungan. Adapun, tahun ini, kembali masuk finalis dengan produk olahan kulit pepaya.
Siswa SMPN 1 Bogor Hans Merlin Ludwig mengatakan, produk inovasi ini berawal dari keprihatinan melihat banyak limbah kulit pepaya terbuang percuma. Para siswa melakukan riset hingga menemukan cara mengolahnya menjadi tepung. Uji laboratorium menunjukkan tepung kulit pepaya memiliki serat tinggi, protein cukup, serta kadar lemak rendah.
“Selanjutnya, pengolaha produk ini menjadi makanan seperti kukis dan brownies,” kata dia.
Dia bersama keempat rekannya Abimanyu Rayhan Lintang Ramadhan, Muhamad Sulthan Hadi Firmansah, Arzie Syauqi Beik, dan Muhammad Raffa Octara. Mereka merintis karya produk olahan kulit pepaya ini sejak kelas VII.
“Awalnya kami coba-coba, banyak gagal. Tapi berkat bimbingan guru dan dukungan orang tua, akhirnya produk bisa jadi dan masuk finalis BIA 2025,” ujarnya.
Dia menegaskan, banyaknya ide kreatif dimiliki murid sekolah memfasilitasi ruang, pendampingan serta sarana dasar seperti laboratorium dan baju praktik. Sementara dukungan biaya datang dari orang tua melalui komite sekolah.
“Sinergi antara siswa, guru, orang tua, dan juga mitra seperti IPB sangat penting. Dengan kolaborasi ini, anak-anak bisa fokus berkreasi,” tambahnya.
Selain mendukung inovasi sains, SMPN 1 Bogor juga mengembangkan kegiatan literasi siswa. Setiap Rabu, siswa latihan menulis pantun, puisi, hingga karya kreatif. Kumpulan karya mereka menjadi buku.
“Kami ingin siswa tidak hanya berprestasi akademik, tapi juga menghasilkan karya nyata yang bernilai ekonomi,” kata dia. (*)