PanenTalks, Samarinda– Labu kuning, yang sering dianggap sebagai sayuran rumahan biasa, kini naik kelas menjadi komoditas bernilai tinggi. Transformasi ini terlihat jelas dari kisah sukses Fanny’s Labu, sebuah usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Samarinda, Kalimantan Timur.
Dengan sentuhan inovasi, labu kuning disulap menjadi beragam produk kuliner, mulai dari brownies, donat, snack ringan, hingga lapis legit.
Deputi Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan NFA, Andriko Noto Susanto, mengapresiasi inovasi tersebut saat mengunjungi rumah produksi Fanny’s Labu.
Ia menyatakan bahwa produk labu kuning bukan hanya kaya gizi, tetapi juga dapat menjadi alternatif karbohidrat yang lebih sehat.
“Kandungan seratnya tinggi, kalorinya rendah, dan sangat sesuai dengan prinsip pangan B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman),” ujarnya.
Direktur Penganekaragaman Konsumsi Pangan NFA, Rinna Syawal, menambahkan bahwa keberhasilan Fanny’s Labu membuktikan potensi besar pangan lokal untuk menembus pasar modern.
“Berawal dari sebuah labu, lahirlah inovasi yang mampu menginspirasi,” kata Rinna melansir laman badanpangan.go.id.
NFA sendiri berupaya mendorong pengembangan pangan lokal sebagai bagian dari strategi diversifikasi konsumsi masyarakat.
Sebagai salah satu penerima manfaat Program Pengembangan Usaha Pengolahan Pangan Lokal (PUPPL) 2024, Fanny’s Labu berhasil meningkatkan kapasitas produksinya.
Menurut Fanny, pemilik usaha, labu kuning dipilih karena mudah didapat dan belum dimanfaatkan secara optimal. Bantuan peralatan seperti freezer, mixer, dan proofer dari NFA tidak hanya meningkatkan produksi, tetapi juga menambah jumlah tenaga kerja dari 10 menjadi 15 orang.
Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, menegaskan bahwa dukungan terhadap UMKM pangan lokal adalah prioritas NFA. Tujuannya, untuk membangun sistem pangan nasional yang tangguh dan berkelanjutan.
Melalui program seperti PUPPL, NFA tidak hanya memberikan bantuan peralatan, tetapi juga pelatihan, dan membuka akses pasar yang lebih strategis, termasuk melalui jejaring Koperasi Merah Putih dan KOPDES. (*)