PanenTalks, Sleman – .Mahasiswa Institut Pertanian Stiper (INSTIPER) Yogyakarta siap menjadi garda terdepan industri kopi nasional! Melalui kegiatan Praktik Lapang (PL) pengolahan kopi yang komprehensif, INSTIPER membekali mahasiswanya dengan kompetensi menyeluruh, dari biji di pohon hingga secangkir kopi nikmat di tangan konsumen.
Bukan rahasia lagi, kopi adalah komoditas tropis yang digemari sejuta umat. Selain kandungan kafeinnya yang dikenal mampu mendongkrak metabolisme tubuh, kopi juga menyimpan khasiat antibakteri yang menjanjikan beragam manfaat kesehatan. Potensi besar inilah yang coba digali dan dimaksimalkan oleh INSTIPER.
Praktik Lapang ini dirancang khusus untuk menjembatani teori dan praktik. Setelah mendalami seluk-beluk kopi di bangku kuliah, kini saatnya para mahasiswa terjun langsung ke lapangan, mengaplikasikan setiap ilmu yang mereka peroleh. Mereka akan merasakan sendiri bagaimana biji kopi pasca panen diolah dengan cermat, melalui serangkaian tahapan hingga akhirnya bertransformasi menjadi produk kopi siap saji yang berkualitas.

Program ini diharapkan tidak hanya mencetak lulusan yang piawai dalam teori, tetapi juga terampil secara teknis, siap bersaing dan berinovasi di kancah industri kopi yang terus berkembang
Wakil Rektor I Bidang Akademik Instiper, Maria Ulfah, menyebutkan bahwa PL merupakan bagian dari kurikulum yang bertujuan untuk menyiapkan mahasiswa untuk dapat berkerja di lapangan dengan mengaplikasikan ilmu-ilmu yang telah diperoleh dari proses kuliah maupun praktikum.
“Praktek Lapang ditujukan bagi mahasiswa semester lima dengan syarat sudah menempuh kuliah sebanyak 80 SKS. Praktek lapang pengolahan kopi ini hanya ditujukan bagi mahasiswa Prodi Teknologi Hasil Pertanian dan Prodi Agroteknologi,” katanya.

Mahasiswa yang mengikuti PL pengolahan kopi langsung diajari mulai dari proses sortasi buah ceri kopi untuk mengenali mutu bahan baku sejak awal. Langkah selanjutnya adalah dikenalkan berbagai metode pengolahan kopi baik secara basah (washed), kering (natural), maupun honey process.
Terakhir mereka mempelajari proses fermentasi, teknik pengeringan biji kopi, dan penyangraian (roasting) yang menjadi tahapan krusial dalam membentuk cita rasa kopi.
Bagi mahasiswa Prodi Teknologi Hasil Pertanian tidak berhenti di tahap pengolahan pascapanen hingga roasting, mahasiswa juga diperkenalkan pada aspek sensori dan olfactory kopi, termasuk teknik dasar cupping untuk menilai karakteristik rasa dan aroma kopi secara profesional.
“Ini menjadi bekal penting dalam memahami kualitas dan diferensiasi produk kopi di tingkat hilir,” jelas Dina Mardhatillah, Dosen Prodi Teknologi Hasil Pertanian.
Dina yang juga menjadi dosen pembimbing lapang untuk melengkapi pengolahan kopi menambahkan kalau mereka juga membekali mahasiswa dengan kemampuan penyeduhan kopi, mulai dari teknik espresso-based seperti espresso, cappuccino, dan latte, hingga metode manual brew seperti V60, French Press, dan AeroPress.
“Tujuannya adalah agar mereka mengenal dunia kopi secara utuh, dari kebun hingga ke cangkir, serta mampu menjawab kebutuhan industri kopi spesialti yang terus berkembang,” tambah Dina.
Instiper Yogyakarta juga memiliki kegiatan ko-kurikuler Instiper Coffee Academy (ICA) bagi mahasiswa yang tertarik dengan budidaya dan pengolahan kopi. Mahasiswa yang tergabung dalam ICA diajarkan tentang budidaya tanaman kopi, pengolahan pasca panen, hingga pemasaran. Para anggota juga bisa melakukan penjualan langsung di Instiper Coffee Shop yang menyediakan berbagai minuman kopi.
“Kegiatan ini juga menjadi bentuk kontribusi kami dalam mendukung hilirisasi komoditas kopi nasional dan pengembangan SDM yang memiliki keahlian praktis serta potensi kewirausahaan di sektor kopi. Kami percaya bahwa pendidikan tinggi harus hadir langsung dalam membentuk insan perkebunan yang siap menghadapi tantangan industri, serta mampu menciptakan inovasi di sepanjang rantai nilai kopi,” tutup Dina. (*)
Editor: Rahmat