PanenTalks, Temanggung – Pemerintah Kabupaten Temanggung menyulap Desa Gununggempol Kecamatan Jumo sebagai destinasi wisata unggulan. Desa ini masih memiliki alam asri untuk mencari keteduhan jiwa.
Keragaman hayati berpadu elok dengan keasrian alam masih lestari hingga saat ini. Pengunjung dapat menikmati kebersihan lingkungan dan keramahan masyarakat menjadi nilai tambah daerah tersebut.
“Di tempat ini juga terdapat spesies, serta habitat unggas tergolong cukup langka,” kata Kepala Desa Gunung Gempol, Eko Wasono mengutip mediacenter.temanggungkab.go.id, belum lama ini.
Adalah Burung Pauk Pancawarna hanya masih bisa ditemukan di Desa Gununggempol dan kawasan Gunung Muria. Selain spesies burun tersebut, ada 46 spesies burung lokal lain masih dapat hidup bebas di desa ini. Seperti Elang Jawa, Perkutut, Poci-poci, Jalak, Plenjak dan Ayam Hutan.
“Tantangan besar kami adalah perburuan liar terhadap spesies burung. Tetapi, kami juga memiliki Peraturan Desa mengatur larangan aksi perburuan tersebut,” kata dia.
Dia menyebutkan, warga rutin melepas berbagai jenis burung ke alam bebas sebanyak dua hingga tiga kali per tahun. Upaya konservasi atau perlindungan terhadap keragaman satwa di desa ini telah berlangsung sejak tahun 2018. Tak hanya itu saja, mereka juga memiliki sebuah program Germas Darling alias Gerakan Masyarakat Sadar Lingkungan.
Dengan tingkat kesadaran tinggi, setiap hari masyarakat setempat menggelar aksi bersih-bersih lingkungan mulai pukul 06.00 WIB. Budaya tersebut berdampak menjaga keasrian dan kebersihan lingkungan sekitar.
“Ini bukan hanya aksi gerakan, tetapi sudah menjadi budaya warga masyarakat kami untuk membersihkan lingkungan secara rutin,” kata dia.
Selain kebersihan dan keragaman hayati, Desa Gununggempol selama ini terkenal hangat serta keramahan masyarakat setempat. Mereka hidup berdampingan secara rukun dengan beragam kearifan lokal dimiliki. Alhasil, predikat sebagai salah satu potensi wisata unggulan di Kabupaten Temanggung layak disematkan kepada desa ini. (*)