PanenTalks, Batang – Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) Pemerintah Kabupaten Batang bersama Bhimasena Power Indonesia mempertegas komitmen menjaga kelestarian laut.
Kepala Dislutkan Batang Windu Suriadji mengungkapkan, pelestarian hiu secara terbuka dan interaktif, menggunakan metode berkelompok. Hal ini bertujuan agar peserta dapat langsung memahami kondisi nyata ekosistem laut menjadi habitat ikan hiu paus.
“Kita berharap para nelayan dan masyarakat bisa langsung merasakan pentingnya menjaga spesies langka seperti hiu paus terkadang masih melintas di perairan Batang,” kata dia, Jumat 25 Juli 2025.
Hal ini, kata dia, menunjukkan ekosistem laut masih cukup sehat. Konservasi hiu paus ini juga menjadi bagian dari upaya mendukung program nasional menuju ekonomi biru melalui perluasan kawasan konservasi laut.
“Sosialisasi ini sejalan dengan program nasional menuju blue economy (ekonomi biru), termasuk rencana perluasan kawasan konservasi laut. Pemerintah pusat menargetkan konservasi laut seluas 95,7 juta hektare pada 2049,” kata dia.
Dia melanjutkan, pelestarian ini penting agar laut tetap sehat, ikan tetap banyak dan nelayan bisa terus melaut.
CSR dan CR Manager Bhimasena Power Indonesia Ahmad Lukman mengatakan, BPI bersama pemerintah daerah juga telah memasang rumbu karang buatan dan rumah ikan buatan. Selain itu, melakukan penanaman mangrove dan cemara laut sejak tahun 2016.
“Kolaborasi ini dilakukan bersama universitas, termasuk Universitas Diponegoro, untuk meningkatkan populasi biota laut,” kata dia.
Pihaknya sangat mendukung upaya pelestarian biodiversitas laut. Harapannya, pelestarian ini tidak hanya menjaga lingkungan melainkan menjamin keberlanjutan hidup para nelayan di Batang.
“Kegiatan ini diharapkan kawasan pesisir Batang bisa menjadi zona konservasi aktif mampu menjaga keseimbangan antara eksploitasi sumber daya ikan dan pelestariannya di tengah ancaman overfishing di Laut Jawa,” kata dia. (*)

