PanenTalks, Kalimantan Barat-Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto secara resmi melepas ekspor perdana jagung ke Malaysia usai memimpin Panen Raya Jagung Serentak Kuartal II Tahun 2025 di Kalimantan Barat, Kamis (5/6/2025).
“Kita lepas ekspor perdana jagung dari Kalimantan Barat. Ini bukan hanya soal angka ekspor, tapi soal kepercayaan dunia pada pertanian kita,” tegas Presiden Prabowo saat memberikan keterangan di lokasi panen raya.
Didampingi Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, dan jajaran menteri terkait, Presiden menyampaikan rasa syukur atas kemajuan besar di sektor pertanian.
“Kita sangat bahagia, sangat bersyukur. Ini bukti bahwa dengan sinergi dan kerja sama semua unsur, produksi pangan kita meningkat luar biasa. Di kuartal pertama saja, kenaikan produksi jagung hampir 50%,” ujarnya.
Sebanyak 1.200 ton jagung dikirim ke Malaysia dalam tahap pertama, sebagai bagian dari total ekspor 50.000 ton jagung yang berasal dari Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Barat, dan Gorontalo.
“Kalau peningkatan seperti ini terus berlangsung, mungkin dalam satu tahun kita tidak perlu impor lagi. Ini capaian signifikan. Benihnya dari kita, banyak yang organik, dan ini hasil kerja sama semua pihak,” kata Presiden optimistis.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman menambahkan, Malaysia saat ini membutuhkan 240.000 ton jagung per tahun atau sekitar 20.000 ton lebih per bulan. Permintaan ini, menurutnya, belum termasuk negara lain seperti Filipina.
“Ini pertama dalam sejarah, dan bagian dari gagasan besar Bapak Presiden untuk menjadikan Indonesia lumbung pangan dunia. Insya Allah, pangan kita kuat dan ekspor akan terus meningkat,” ujar Mentan Amran.
Ia juga menyoroti potensi ekspor lain seperti kelapa dan beras. “Ekspor kelapa kita sudah tembus 2,1 juta ton per tahun. Permintaan dari Malaysia sendiri 400 ribu ton, sebagian besar sudah kita penuhi. Ini peluang besar,” tambahnya.
Mentan juga menyampaikan terima kasih atas dukungan Kapolri dan Menteri Perdagangan dalam menyukseskan program ekspor dan ketahanan pangan nasional.
“Stok beras kita tertinggi dalam 57 tahun, mencapai 4 juta ton. Artinya, pangan kita semakin membaik,” tutup Amran.