Sabtu, September 27, 2025

Jamasan Tosan Aji, Pertama Kali digelar Di Gunungkidul

Share

PanenTalks, Gunungkidul – Pemerintah Kabupaten Gunungkidul untuk pertama kalinya menggelar prosesi Jamasan Tosan Aji, di Bangsal Sewokoprojo, Kamis, 24 Juli 2025. Kegiatan sakral ini melibatkan pusaka-pusaka yang ada di Bangsal Sewokoprojo, kompleks pemerintahan lama Gunungkidul.

Kepala Dinas Kebudayaan Gunungkidul, Chairul Agus Mantara, menjelaskan bahwa prosesi ini merupakan inisiatif bersama antara Dinas Kebudayaan dan para abdi dalem, dengan latar belakang kepedulian Bupati terhadap pelestarian tradisi budaya lokal.

“Kita menyelenggarakan kegiatan ini untuk merupakan pertama kalinya. Sebelumnya belum pernah ada jamasan ageng seperti ini. Namun, karena Ibu Bupati sangat peduli dengan budaya, maka kami memohon izin untuk menyelenggarakan prosesi ini,” ujar Agus Mantara.

Ia menambahkan, ke depan kegiatan ini bisa masuk dalam kalender event tahunan dan menjadi daya tarik wisata budaya.

“Kami berharap ke depan kegiatan seperti ini bisa masuk kalender event tahunan. Dinas Pariwisata mungkin bisa mempublikasikan agar bisa menjadi daya tarik wisata di Kabupaten Gunungkidul. Apalagi tempatnya di Bangsal Sewokoprojo yang juga merupakan bangunan cagar budaya,” kata dia melanjutkan.

Sementara itu, Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih, menekankan Tosan Aji bukan sekadar benda pusaka seperti keris, tombak, wedung, atau patrem. Menurut dia Tosan Aji merupakan warisan simbol nilai-nilai luhur para leluhur.

“Tosan Aji adalah simbol kearifan, keberanian, dan keteguhan. Nilai-nilai ini penting untuk kita hidupkan kembali sebagai fondasi membangun karakter bangsa yang tangguh dan beradab,” ujar Bupati.

Menurutnya, prosesi jamasan bukan hanya membersihkan pusaka secara fisik, namun juga menjadi simbol penyucian jiwa dan penghormatan terhadap warisan budaya.

“Filosofinya tidak hanya membersihkan rongkonnya saja, tapi juga membersihkan segalanya secara spiritual,” katanya.

Kegiatan Serupa Untuk Masyarakat Umum

Bupati menjelaskan, pelaksanaan jamasan kali ini khusus untuk jajaran pejabat daerah. Namun, Pemkab juga berencana memfasilitasi kegiatan ini untuk masyarakat umum. Dinas Kebudayaan akan menggelar kegiatan serupa di 10 titik lokasi berbeda.

“Petani, pedagang pun banyak yang memiliki Tosan Aji. Sesuai dengan kodamnya masing-masing, ada yang untuk penglarisan, pertanian, dan sebagainya,” ucapnya.

Sementara untuk kalangan Kepala bagian Pemkab Gunungkidul dan jajarannya, Jamasan Tosan Aji akan berlangsung di Taman Budaya Gunungkidul pada pekan berikutnya. Kegiatan ini sekaligus menjadi sarana edukasi budaya bagi generasi muda.

“Ternyata tidak banyak yang tahu bahwa keris itu memiliki pamor yang sarat makna, bukan hanya motif. Ada pamor cunjung derajat, udang emas, jaran goyang, dan sebagainya. Ini penting agar anak-anak kita mengenal kegiatan ini,” terang Endah.

Bupati berharap kegiatan ini dapat menguatkan identitas budaya lokal dan menjadi bagian dari upaya membangun kemajuan daerah.

“Melalui Jamasan Tosan Aji, saya mengajak seluruh elemen masyarakat untuk melestarikan budaya sebagai warisan yang memperkuat jati diri bangsa,” tutupnya.

Prosesi jamasi atau pencucian pusaka yang dilakukan secara khidmat dan penuh tata cara adat. Dalam prosesi ini, pusaka-pusaka seperti keris, tombak, dan patrem dibersihkan menggunakan air kembang setaman, jeruk nipis, dan warangan, lalu dikeringkan dan dilap dengan kain mori putih.

Ritual ini dipercaya tidak hanya membersihkan secara fisik, tetapi juga menyucikan nilai-nilai spiritual yang terkandung dalam setiap pusaka. (*)

Table of contents [hide]

Read more

Local News