Senin, Agustus 18, 2025

Jateng Halal Vaganza 2025 Wujudkan Ekosistem Ekonomi Syariah

Share

PanenTalks, Semarang – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah akan menggelar Jateng Halal Vaganza pada 23-29 Agustus 2025 di Halaman Kantor Gubernur Jawa Tengah Jalan Pahlawan Kota Semarang.

Sedianya, Jateng Halal Vaganza berlangsung pada 23 – 29 Agustus 2025 di halaman kantor Gubernur Jawa Tengah. Acara tersebut akan menghadirkan zona kuliner halal, aman dan sejahtera. Sedangkan pada tahun 2026, penyelenggaraan KKN Tematik mengangkat wisata ramah muslim, bekerja sama dengan perguruan tinggi di Jawa Tengah.

Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen mempertegas, komitmen melaksanakan peningkatan perekonomian melalui pengembangan ekosistem syariah inklusif dan berkelanjutan.
“Kita butuh sinergi antar lembaga dan stakeholder untuk mewujudkan ekosistem ekonomi syariah di Jawa Tengah,” ujar Wagub, Kamis 31 Juli 2025.

Bahkan, kata dia, Jawa Tengah memiliki program prioritas dalam penguatan regulasi dan pengembangan ekosistem ekonomi syariah. Sejumlah kebijakan dan program unggulan dalam mendukung program ekonomi syariah. Antara lain pembentukan Komite Daerah dan Ekonomi Keuangan Syariah (KDEKS), serta Pergub No 40 Tahun 2023 Tentang Pariwsata Ramah Muslim.

“Wagub mengemukakan sejumlah tantangan yang harus dihadapi untuk mewujudkan ekosistem ekonomi syariah,” kata dia.

Dia menyebutkan, rendahnya sertifikasi halal di kalangan UMKM, keterbatasan Rumah Pemotongan Hewan (RPH) dan Rumah Pemotongan Unggas (RPU) halal. Di samping itu, kesiapan daerah masih terbatas.

“Pergub Nomor 40 Tahun 2023 belum diimplementasikan optimal di kabupaten dan kota. Selain itu, perlunya penguatan pemahaman dan pendampingan teknis,” tegasnya.

Meliputi rendahnya sertifikasi halal UMKM, menyangkut kepemilikan sertifikat halal karena keterbatasan pengetahuan. Selain itu, biaya dan akses layanan sertifikasi.

Kendala lain keterbatasan fasilitas pendukung, kebijakan belum merata dan lemahnya sinergi serta literasi masyarakat.

“Yang paling utama adalah menyadarkan masyarakat. Tidak jarang masyarakat masih memilih yang lebih murah hanya karena terpaut Harga Rp 3.000 – 5.000, (padahal) untuk daging sudah jelas ada jaminan sertifikasi halal,” imbuhnya.

Di sisi lain, ekosistem wisata ramah muslim juga semakin meningkat melalui penguatan transportasi strategis dengan kembalinya Bandara Ahmad Yani berstatus internasional. Ini membuka peluang gerbang utama ke Jawa Tengah. Kondisi tersebut memerlukan sinergi lintas sektor dalam hal konektivitas, promosi, dan fasilitas ramah muslim.

Jawa Tengah, lanjut Wagub, sudah memiliki wisata ramah muslim yang menjadi destinasi wisata pelaku wisata dalam negeri. Yang terbaik adalah wisata ramah muslim di Kawasan Tawangmanu, lereng Lawu, Kabupaten Karanganyar. Kawasan tersebut sudah menjadi pilot project wisata ramah muslim. Selain itu terdapat juga wisata Kawasan ramah muslim di Kabupaten Semarang dan Wonosobo.

“Tidak menutup kemungkinan, ke depan Pemprov menjalin MoU Bersama kampus untuk mewujudkan KKN Tematik yang terkait dengan wisata ramah muslim,” kata dia. (*)

Read more

Local News