PanenTalks, Semarang – Provinsi Jawa Tengah masih menjadi magnet investasi dan ekspor dunia.
Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi mengatakan, provinsi ini mampu menjaga stabilitas ekonomi dan sosial meski dunia menghadapi dinamika geopolitik.
“Selama ini tidak ada konflik komunal atau gangguan keamanan di Jawa Tengah,” kata dia dalam seminar bertema “Tantangan dan Peluang Ekspor Pasca Kebijakan Trump” di Semarang, Senin 20 Oktober 2025.
Dia melanjutkan, iklim masyarakat adem, ayem, dan nyaman. Alhasil, investasi di Jateng aman.
“Pemprov terus memperkuat iklim investasi, salah satunya dengan mempermudah proses perizinan,” kata dia.
Hal itu berlaku baik Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Ia juga menyebut tenaga kerja di Jawa Tengah sangat kompetitif.
Dia menilai, kebijakan perdagangan era Presiden Amerika Serikat, Donald Trump justru membawa dampak positif bagi ekonomi daerah. Sebab, investor dari berbagai negara justru berbondong-bondong ke Jawa Tengah.
Bahkan, banyak negara menggantungkan ekspor sejumlah komoditas dari Jawa Tengah. Buktinya, Amerika Serikat tercatat menjadi pasar utama ekspor Jawa Tengah dengan kontribusi sebesar 47,9 persen dari total ekspor. Lalu, Uni Eropa (11,2 persen), Jepang (8,1 persen), ASEAN (6,4 persen) dan Tiongkok (4,2 persen).
Nilai ekspor Jateng sepanjang Januari–Agustus 2025 mencapai US$ 7,95 miliar, naik 10 persen dibanding tahun lalu, dengan surplus perdagangan mencapai US$ 2,19 miliar.
Produk unggulan seperti sarang burung walet, kulit kambing, ikan, udang, rajungan, dan olahan kayu menjadi primadona di pasar Amerika dan Uni Eropa.
Ia juga menyoroti pengembangan kawasan industri seperti KITB Batang, Kawasan Industri Kendal, dan sejumlah kawasan lainnya yang mampu menciptakan pusat-pusat ekonomi baru.
“Kami juga mendorong konektivitas antarwilayah seperti Soloraya, Semarang Raya, Pati Raya, hingga Banyumas Raya untuk pemerataan ekonomi,” jelasnya.
Terkait tren global ekonomi hijau, Gubernur memperkenalkan program Rengganis Pintar (Revitalisasi Green Industry untuk Peningkatan Ekspor Jawa Tengah) sebagai langkah nyata mendorong industri berkelanjutan.
“Uni Eropa dan negara lain tertarik karena kita sudah mulai menerapkan ekonomi hijau. Ini peluang besar yang harus kita tangkap,” tegas dia. (*)

