PanenTalks, Buleleng – Di sebuah sudut Kota Singaraja, Buleleng, terdapat jejak sejarah yang tak lekang oleh waktu. Bukan tentang istana megah atau benteng pertahanan, melainkan sebuah rumah sederhana yang menjadi saksi bisu pengabdian seorang guru bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo.
Namanya mungkin tak sepopuler putranya, Ir. Soekarno, sang Proklamator Kemerdekaan RI. Namun, di balik kebesaran putranya, ada jiwa seorang pendidik yang pernah mengabdikan diri dan menanamkan nilai-nilai kebangsaan di tanah Buleleng.
Raden Soekemi adalah guru yang ditempatkan di sekolah yang kini dikenal sebagai SDN 1 Paket Agung. Di sana, ia tidak hanya mengajar, tetapi juga menginspirasi. Gede Supriatna, Wakil Bupati Buleleng, menggambarkan Raden Soekemi sebagai “pendidik sejati.”
Bukan sekadar mentransfer ilmu, melainkan menanamkan benih pengorbanan, kejujuran, dan semangat perjuangan. Jejaknya di Buleleng menjadi pengingat bahwa pendidikan adalah fondasi terkuat untuk membangun sebuah bangsa.
Dikutip dari laman bulelengkab.go.id, perayaan satu setengah abad SDN 1 Paket Agung menjadi momen refleksi untuk menghidupkan kembali semangat itu.
Melalui acara “Mengenang Jejak Sejarah Raden Soekemi,” sekolah dan pemerintah daerah berupaya mengingatkan generasi muda akan warisan tak ternilai dari para pendahulu.
Rumah kos Raden Soekemi, tempat ia pernah tinggal, seolah kembali bernyawa dengan alunan puisi perjuangan yang menggugah hati.
Wakil Bupati Supriatna berpesan agar semangat dan dedikasi Raden Soekemi terus diteladani.
“Kita harus menjaga dan meneruskan warisan yang dibangun para pendahulu, memperkuat rasa cinta tanah air, dan menimba pelajaran dari sejarah bangsa,” ujarnya.
Pesannya sederhana, namun mengena: bahwa di balik setiap sosok besar, ada guru yang menanamkan benih keberanian. Dan di Buleleng, jejak sang guru itu masih terasa hingga hari ini.(*)