Sabtu, September 27, 2025

Jemput Bola Hingga Posko: Strategi Bulog DIY Bersama Petani dan TNI-Polri Serap Gabah untuk Swasembada

Share

PanenTalks, Sleman – Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional Nomor 14 Tahun 2025, yang diterbitkan pada 24 Januari 2025, telah mengimplementasikan Harga Patokan Pemerintah (HPP) terbaru sebesar Rp 6.500 per kilogram untuk Gabah Kering Panen (GKP). Sebagai respons, Bulog Kantor Wilayah (Kanwil) Yogyakarta secara aktif melakukan penyerapan GKP sesuai dengan HPP tersebut.

Upaya penyerapan GKP ini dilaksanakan secara komprehensif di berbagai lokasi. Bulog Kanwil Yogyakarta mengerahkan Tim Jemput Gabah dari Satuan Tugas (Satgas) untuk mengoptimalkan perolehan gabah dan beras, sekaligus mendukung program swasembada beras di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Kepala Bulog Kanwil Yogyakarta, Ninik Setyowati, menjelaskan bahwa Tim Jemput Gabah menjalin sinergi dengan Dinas Pertanian melalui Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dan Komando Distrik Militer (Kodim) melalui Bintara Pembina Desa (Babinsa).

Penimbangan gabah dan beras. (dok:bulogyogyakarta)

Kolaborasi ini bertujuan untuk memperoleh informasi akurat mengenai lokasi-lokasi panen. Lebih lanjut, Ninik menambahkan, “Posko penyerapan gabah juga telah didirikan di seluruh gudang Bulog yang tersebar di setiap kabupaten di Yogyakarta.”

“Selain itu, juga telah disediakan posko penyerapan gabah di seluruh Gudang Bulog yang tersebar di setiap kabupaten di Yogyakarta,” ujar Ninik.

Perum Bulog Yogyakarta mencatatkan pencapaian tertinggi dalam satu dekade terakhir. Hingga 27 April 2025, realisasi pengadaan setara beras di wilayah ini telah mencapai 83.000 ton, yang merupakan angka tertinggi selama 10 tahun terakhir untuk periode yang sama.

Dengan langkah ini, Ninik melanjutkan, Perum Bulog berharap dapat menjaga stabilitas harga beras di pasaran sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani sebagai ujung tombak ketahanan pangan.

Sementara itu, petani juga ikut senang dengan program ini. Mereka berterima kasih atas penjemputan dan harga yang stabil.

Eko, salah satu petani dari Dusun Mertosutan, Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman, mengaku sangat terbantu dengan kegiatan penyerapan gabah ini. Dirinya sangat merasakan perbedaan bila dibandingkan masa sebelumnya, khususnya kala panen raya tiba dan harga gabah malah anjlok.

“Petani sangat terbantu karena pembayaran dari Bulog mudah dan lancar. Hasil penjualan digunakan untuk kegiatan tanam berikutnya, pembelian pupuk, serta sarana produksi pertanian,” ujar Eko.

Hampir mirip dengan Eko, Musito petani asal Desa Margoluwih, Seyegan, Kabupaten Sleman menyampaikan rasa terima kasihnya atas kebijakan pemerintah karena gabahnya dibeli dengan harga tinggi.

“Hasil penjualan gabah ini akan digunakan untuk mengolah tanah kembali, dan sisanya untuk kebutuhan sehari-hari,” ucap Musito. (*)

Editor: Rahmat

Read more

Local News