PanenTalks, Yogyakarta – Asa memiliki hunian layak kini bukan lagi sekadar impian bagi Sultoni dan Sarito, dua warga Yogyakarta yang beruntung menerima program bedah rumah berbasis gotong royong dari Pemerintah Kota Yogyakarta.
Minggu (22/6) kemarin menjadi hari bersejarah bagi mereka, saat rumah-rumah tak layak huni mereka mulai disulap menjadi hunian yang nyaman berkat uluran tangan pemerintah dan masyarakat.
Sultoni, warga Kampung Klitren Lor, tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya. Dengan wajah berbinar, ia mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mewujudkan mimpinya. “Saya sangat senang dengan adanya bantuan ini. Terima kasih kepada semua warga yang telah mengusulkan saya,” ujarnya.
Rumah Sultoni akan difokuskan pada perbaikan rangka atap yang lapuk, pembuatan sekat ruangan, serta penggantian lantai semen menjadi lebih layak.
Senada dengan Sultoni, Sarito dari Kampung Pajeksan juga mengungkapkan rasa syukurnya yang mendalam. “Alhamdulillah, terima kasih kepada seluruh pihak, mulai dari pemerintah, Baznas, dan masyarakat yang turut serta dalam bedah rumah saya,” ucapnya penuh haru. Sarito berencana membangun kamar baru dan mengganti pintu rumahnya yang sudah rapuh. Ia pun berharap, semakin banyak warga lain yang dapat merasakan manfaat serupa.
Program bedah rumah ini menjadi bukti nyata komitmen Pemerintah Kota Yogyakarta dalam meningkatkan kualitas hidup warganya. Melalui semangat gotong royong yang tak lekang oleh waktu, harapan akan hunian yang layak kini menjadi kenyataan, membawa senyum dan kebahagiaan bagi mereka yang membutuhkan.

Pada kesempatan ini Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, memberikan apresiasi atas kolaborasi berbagai pihak dalam pelaksanaan bedah rumah ini. Menurutnya, dukungan dari Baznas, platform Kitabisa, hingga masyarakat sangat penting untuk mempercepat realisasi rumah layak huni bagi seluruh warga.
“Program ini adalah bentuk gotong royong dari masyarakat untuk masyarakat. Pemerintah hanya memfasilitasi dan menggerakkan,” kata Hasto yang menyebut bahwa Baznas dan Kitabisa telah menyalurkan bantuan masing-masing senilai Rp20 juta.
Hasto juga menegaskan bahwa program ini mengedepankan semangat gotong royong. Warga sekitar dihimbau untuk berkontribusi sesuai kemampuan, baik berupa tenaga, bahan bangunan seperti pintu atau batako, maupun peralatan lainnya.

Dalam pelaksanaan teknis, pekerjaan dilakukan secara bergiliran. Tukang utama dibayar, namun warga tetap dilibatkan secara aktif melalui kerja bakti bergiliran.
Wali Kota juga mengingatkan bahwa rumah yang kumuh dan minim cahaya dapat menjadi penyebab penyakit seperti TBC, yang berpotensi berujung pada stunting pada anak-anak. Karena itu, ia menekankan pentingnya kolaborasi untuk menciptakan lingkungan hunian yang sehat. (*)
Editor: Rahmat