Sabtu, September 27, 2025

Jogja Run’nShine, Kali Pertama Lari Rekreasional dan Budaya

Share

PanenTalks, Yogyakarta – Universitas Gadjah Mada (UGM) melalui Gelanggang Inovasi dan Kreativitas (GIK) melakukan terobosan unik menggabungkan olahraga, budaya, dan kebersamaan masyarakat lewat ajang lari bertajuk Jogja Run’nShine.

Kegiatan ini secara resmi diluncurkan pada Jumat, 18 Juli 2025 di GIK UGM. Ajang lari ini hasil kolaborasi antara UGM, Keluarga Alumni Hukum Gadjah Mada (KAHGAMA), dan Sirah Travel.

Jogja Run’nShine yang pelaksanaan pada 14 September 2025, bukan hanya ajang lari biasa. Acara ini merupakan ruang lintas komunitas yang merayakan energi kota Yogyakarta melalui integrasi seni, musik, kuliner lokal, serta semangat kebersamaan lintas generasi.

Semangat Jogja Renaissance

Direktur Utama GIK UGM, Alfatika Aunuriella Dini, menekankan ajang ini terinspirasi dari semangat Jogja Renaissance. Sebuah semangat baru untuk menjadikan Yogyakarta sebagai pusat peradaban yang unggul.

“Jogja Run’nShine bukan sekadar ajang lari. Ini adalah perayaan energi kota melalui interaksi komunitas, pertunjukan seni dan budaya, serta eksplorasi kekayaan lokal. Inilah makna renaissance yang ingin kami hidupkan kembali,” ujarnya.

Dengan semangat inklusif, kegiatan ini terbuka bagi seluruh lapisan masyarakat: dari pelari profesional, komunitas olahraga, mahasiswa, wisatawan, hingga keluarga. Konsep besar yang diusung adalah Sinergi 5K, yakni Kampus, Keraton, Kampung, Komunitas, dan Korporasi.

Race Director dari Jorace Sport Event Organizer, Septyadi Pityanta, menjelaskan konsep ini akan tampak melalui rute lari yang melintasi titik-titik budaya penting di Kota Yogyakarta. Selain itu lari melibatkan berbagai elemen masyarakat.

“Pendekatan lintas sektor ini semoga mampu menciptakan ruang partisipatif yang menghubungkan institusi pendidikan, komunitas budaya, pelaku seni, UMKM kuliner, dan sektor swasta,” kata dia menerangkan.

Kegiatan ini juga akan menampilkan sisi artistik yang kuat. Maskot resmi merupakan rancangan bersama Studio HEIMLO. Sementara jersey lari menjadi hasil kolaborasi dengan seniman visual TEMPA. Pembukaan kembali Galeri Bulaksumur turut melengkapi festival, menjadi simbol pertemuan antara budaya dan imajinasi kampus.

Perkuat Identitas Yogyakarta

Supervisor Program Experience GIK UGM, Gilang W. April, menyebut Jogja Run’nShine ingin menjadi ruang yang menyatukan berbagai lapisan masyarakat dan memperkuat identitas Yogyakarta sebagai kota budaya yang sehat dan kreatif.

“Jogja Run’nShine menjadi ruang untuk mempererat kolaborasi dan membangun antusiasme publik dalam merayakan kebudayaan lewat aktivitas positif dan sehat,” ujarnya.

Sebagai puncak acara, musisi nasional Sal Priadi akan tampil, menyemarakkan panggung hiburan. Selain itu pertunjukan seni dan festival kuliner khas lokal akan mengisi panggung.

Ketua KAHGAMA, Paripurna P. Sugarda, menyatakan dukungan penuh atas inisiatif ini. Ia menilai kegiatan tersebut sebagai bentuk kontribusi alumni dalam memupuk rasa cinta terhadap kota dan budaya Yogyakarta.

“Kegiatan ini menjadi bentuk nyata kontribusi alumni hukum UGM dalam memperkuat semangat kebersamaan, kesehatan, dan kecintaan terhadap Yogyakarta melalui medium kreatif yang menyenangkan,” ujarnya.

Dengan penyelenggaraan Jogja Run’nShine, UGM menunjukkan komitmen untuk terus menjadi pusat inovasi sosial, pendidikan berbasis budaya, dan sinergi komunitas yang hidup.

Ajang ini menjadi simbol baru bagaimana institusi pendidikan tinggi turut berperan aktif dalam menciptakan ruang publik yang sehat, inklusif, dan bermakna. (*)

Read more

Local News