PanenTalks, Yogyakarta – Jantung Kota Yogyakarta kembali berdenyut dengan semarak! Kadipaten Fair 2025, ajang tahunan yang paling dinanti, resmi dibuka hari ini, 21 Juni, dan akan berlangsung hingga esok hari, 22 Juni 2025.
Event ini bukan sekadar perayaan, melainkan sebuah deklarasi semangat kebangkitan pariwisata dan UMKM lokal, bertepatan dengan momen istimewa Hari Lahir Pancasila dan Hari Kewirausahaan Nasional.
Lebih dari 30 UMKM lokal, bersama dengan paguyuban RW 1 hingga 15, berpartisipasi aktif, menyuguhkan beragam potensi dan kreativitas. Dari senam lansia yang penuh semangat, lomba flashmob yang memukau, hingga inisiatif hijau pembagian bibit tanaman oleh PKK di wilayah Kadipaten Kidul, Kulon, Wetan, dan Ngasem—setiap sudut Kemantren Keraton, Kota Yogyakarta, memancarkan energi positif.
Wakil Wali Kota Yogyakarta, Bapak Wawan Harmawan, dengan nada penuh harap, menegaskan visi besar di balik Kadipaten Fair 2025. “Saya sangat berharap, Kemantren Keraton dapat menjadi destinasi wisata unggulan,” ujarnya.
Ia menyerukan sebuah tantangan: “Kalau wisatawan masih banyak yang berhenti di Malioboro, ke depan harus ada challenge untuk datang ke sini. Harus ada alasan kuat untuk wisatawan menjelajah kawasan Kadipaten!” Ini adalah seruan untuk menjadikan Kemantren Keraton bukan hanya sekadar jejak sejarah, melainkan wajah masa depan pariwisata Kota Yogyakarta.
Wawan Harmawan juga menekankan urgensi inovasi dalam pariwisata berbasis budaya dan sejarah. Ia melihat kekayaan tak ternilai di kawasan Keraton, termasuk rumah-rumah heritage yang berpotensi menjadi destinasi wisata tematik yang unik. “Bisa digelar foto jadul, makan malam di tempat bersejarah, atau sore hari sambil menikmati suasana klasik Jogja,” paparnya antusias. “Panembahan dan Patehan punya potensi besar untuk menjadi wajah baru wisata kota!”
Kadipaten Fair 2025 bukan hanya sebuah acara, melainkan sebuah undangan untuk menjelajahi keindahan tersembunyi, merasakan denyut nadi budaya, dan mendukung semangat kewirausahaan lokal. Jangan lewatkan kesempatan untuk menjadi bagian dari kebangkitan Kemantren Keraton!
Pihaknya akan mendorong Kemantren Keraton menjadi tujuan wisata berkelas. “Tren wisatawan sudah berubah. Dulu hotel, sekarang homestay. Wisata murah bukan berarti seadanya. Harus ada paket wisata seperti makan siang atau malam sambil mengelilingi sejarah kota dari nol kilometer, Keraton, hingga Kadipaten,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Kadipaten, Haryawan Emir Nuswantoro mengungkapkan, Kadipaten Fair 2025 juga menjadi ajang peluncuran Musrenbang Elektronik, sistem usulan pembangunan terpadu yang kini dilakukan secara online.
Ini merupakan inovasi pertama di Indonesia yang mengintegrasikan pelatihan bagi Ketua RT dan RW agar mampu merancang dan mengusulkan pembangunan secara digital.
“Saya ingin launching Musrenbang Elektronik ini menjadi tonggak perubahan. Terima kasih kepada warga yang telah ikut pelatihan. Ini akan mempercepat usulan pembangunan dan membuat sistem lebih transparan,” ungkapnya.

Selain itu, acara ini juga menjadi ajang bangkitnya UMKM lokal. Salah satu pelaku usaha, Sudaryanti, yang merupakan generasi ketiga dari usaha tradisional Jadah Manten Bu Noto, turut memperkenalkan kembali kuliner khas Keraton.
“Kami melanjutkan tradisi dari Mbah Noto Sumito, dulu abdi dalem Sri Sultan HB VIII. Ini makanan istimewa untuk seserahan dan arisan. Kini anak muda jarang tahu. Kadipaten Fair menjadi jembatan agar kuliner ini tidak hilang ditelan zaman,” katanya. (*)
Editor: Rahmat