Kamis, Oktober 2, 2025

Kalium Humat, Inovasi Ramah Lingkungan dan Efisiensi Pupuk

Share

PanenTalks, Sleman – Universitas Gadjah Mada (UGM) bersama PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) dan MIND ID resmi meluncurkan produk Kalium Humat, hasil riset inovatif yang mampu meningkatkan efisiensi pemupukan dan kesuburan tanah secara signifikan.

Peluncuran proyek percontohan Kalium Humat di Fakultas Teknik UGM. Ini sebagai bagian dari upaya hilirisasi hasil riset ke masyarakat dan industri.

Acara ini ditandai dengan pemukulan gong serta pemecahan kendi di lokasi pabrik Kalium Humat di Bimomartani, Sleman.

Apa Itu Kalium Humat?

Kalium Humat merupakan senyawa hasil olahan batubara kalori rendah melalui oksidasi untuk melepaskan kandungan humat. Dengan tambahan kalium menjadikan produk itu sebagai pupuk organik padat yang siap tabur.

Produk ini memiliki sejumlah keunggulan seperti memperbaiki struktur tanah. Selain itu membantu merangsang pertumbuhan akar, meningkatkan daya serap air dan nutrisi. Kalium Humat juga mengurangi ketergantungan pupuk kimia seperti urea dan NPK.

Tim UGM pimpinan Prof. Ferian Anggara dari Fakultas Teknik yang mengembangkan penelitian tersebut. Tim bekerja sama lintas fakultas dalam tim dengan nama Gamahumat.

Rektor UGM, Prof. Ova Emilia, menyambut positif peluncuran Kalium Humat sebagai bukti nyata sinergi antara dunia riset dan korporasi dalam membangun inovasi berdampak.

“Kami sangat bahagia menyaksikan keterbukaan korporat terhadap ide dan inovasi peneliti UGM. Semoga ekosistem inovasi berbasis kolaborasi dengan visi keberlanjutan,” ujar Ova.

UGM menegaskan komitmen untuk terus menghadirkan inovasi pertanian dan energi yang berpihak pada masyarakat, lingkungan, dan kedaulatan bangsa.

Tanah Lebih Subur, Panen Lebih Banyak

Sejumlah petani di Bimomartani yang menjadi demplot Kalium Humat, mengaku hasil panen meningkat dan ketergantungan terhadap pupuk kimia berkurang drastis.

Sementara, Direktur Utama PT Bukit Asam, Arsal Ismail, menegaskan Kalium Humat adalah bagian dari komitmen industri mewujudkan ekonomi sirkular, kemandirian pupuk, dan penguatan sektor pangan nasional.

“Kolaborasi ini untuk mendukung pemerintah di bidang kedaulatan pangan, hilirisasi, serta menekan biaya petani. Ini mewujudkan bangsa yang besar, mandiri, dan berdaulat,” ujar dia menegaskan.

Dukungan juga datang dari Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Direktur Pupuk dan Pestisida, Jekvy Hendra, menyebut Kalium Humat sebagai inovasi strategis untuk menghadapi tantangan sektor pertanian.

“Asam humat adalah terobosan yang kami tunggu untuk menjaga dan meningkatkan mutu pupuk sekaligus peluang menggantikan pupuk subsidi di masa depan,” kata Jekvy.

“Hasil karya anak bangsa ini harus segera dimanfaatkan oleh masyarakat agar menjadi loncatan inovasi,” ujarnya. (*)

Read more

Local News