Selasa, Juni 17, 2025

Kampung Bersih, Kampus Peduli: Yogyakarta Menuju Kampung Tematik

Share

PanenTalks, Yogyakarta – Pemerintah Kota Yogyakarta dan 47 kampus di Daerah Istimewa Yogyakarta telah menandatangani kerja sama untuk mengembangkan kampung tematik.

Penandatanganan ini berlangsung pada Rabu, 21 Mei, di Hotel Tara, sebagai bagian dari program “One Village, One Sister University, One Sister Corporate” dan “Tri Dharma Perguruan Tinggi”.

Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menyatakan bahwa kebersihan lingkungan dan pengelolaan sampah akan menjadi tema utama. Ada sekitar 169 kampung yang wajib mengembangkan tema itu dengan pendampingan dari perguruan tinggi. Tema-tema selanjutnya akan menyesuaikan dengan potensi spesifik masing-masing kampung.

(dok:pemkotyogya)

Untuk potensi kampung, Hasto menyebut perlu menyesuaikan dengan kapasitas kampus pendamping sebagai pembina maupun mitra. Dengaqn demikiaqn pengembangannya dapat berjalan selaras dengan sumber daya yang ada.

“Misalkan dari Kampus Institut Seni Indonesia (ISI) pasti arahnya akan membimbing menjadi kampung kreatif ataupun budaya. Kalau pada aspek lingkungan ya bisa dengan mengedepankan artistik di wilayah kampung,” lanjutnya.

Pihaknya juga menyatakan, di Kota Yogyakarta akan dikembangkan kampung batik. Sebagai upaya meningkatkan produktivitas dan memperkuat ekonomi lokal masyarakat di wilayah. Dengan modal sumber daya manusia yang kreatif dan inovatif.

“Nanti ada kampung batik, harapan saya bisa produktif menghasilkan batik. Saya jamin laku, karena dalam 100 hari kerja ini kami luncurkan Batik Segoro Amarto. Nanti anak sekolah dan ASN wajib memakainya. Dengan demikian dalam satu tahun paling tidak ada 50 sampai 60 ribu pesanan batik,” katanya.

Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo dan Ova Emilia, Rektor UGM. (dok:pemkotyogya)

Sementara itu Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), Profesor Ova Emilia menyambut baik kerja sama yang dijalin dengan Pemkot bersama dengan Perguruan Tinggi di DIY dalam mengembangkan kampung tematik.

“Bentuk baru kerja sama seperti ini adalah kami dikumpulkan dalam satu area untuk melakukan pengabdian sebagai bagian Tri Dharma Perguruan Tinggi. Ada harapan output dan dampak lebih nyata dan berkelanjutan,” tuturnya.

Bentuk kegiatannya beragam, kata Ova, mulai dari memberikan literasi hingga pelatihan teknis sesuai potensi dari kampung tersebut. Seperti halnya kampung binaan yang nantinya kegiatan pendampingan secara kontinu.

“Ini merupakan momen penting bagaimana kami dari Perguruan Tinggi punya arah yang sama membangun Kota Yogyakarta, dengan kemampuan yang ada dan sesuai dengan potensi kampung. Sekaligus membangun jejaring antar kampus untuk saling mendukung dan menguatkan,” katanya. (*)

Editor: Rahmat

Read more

Local News