Sabtu, September 27, 2025

Kemasan Beraksara Bali Jadi Kunci Peningkatan Daya Saing

Share

PanenTalks, Denpasar – Produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Bali memiliki potensi besar untuk menembus pasar internasional. Namun, menurut Gubernur Bali Wayan Koster, kualitas kemasan menjadi aspek krusial yang perlu ditingkatkan, terutama dengan menambahkan aksara Bali sebagai identitas lokal yang kuat.

Hal ini disampaikan Koster dalam kunjungan kerja Menteri Perdagangan RI, Budi Santoso, dan pelepasan ekspor produk di CV Naralia Grup Indonesia, Denpasar, pada Selasa (29/7).

Koster menyoroti pentingnya kemasan yang menarik dan berkualitas, seperti yang telah diterapkan oleh CV Naralia Grup Indonesia, sebagai contoh bagi UMKM lain.
“Kurangnya hanya satu, belum ada aksara Bali, padahal ini produk asli Bali. Ke depan harus ditambahkan karena ini bisa menambah nilai pride kita,” tegas Koster, menekankan bahwa penambahan aksara Bali tidak hanya meningkatkan estetika tetapi juga memperkuat kebanggaan akan produk lokal.

Ia menambahkan bahwa Bali kaya akan sumber daya alam berkualitas tinggi seperti kopi arabika, cokelat, produk pangan, garam, dan arak Bali, yang saat ini sedang dikembangkan dari hulu ke hilir untuk pasar ekspor.

Secara spesifik, Koster menyebutkan keberhasilan perjuangan sertifikat Indeks Geografis (IG) untuk garam tradisional Bali, yang kini telah banyak digunakan oleh hotel dan restoran internasional berkat keunikan rasanya.

Pemerintah Provinsi Bali sendiri, lanjut Koster, tengah mengembangkan Transportasi Ekonomi Bali dengan konsep Ekonomi Kerthi Bali.

Konsep ini mencakup enam sektor penunjang perekonomian, termasuk pertanian organik, kelautan dan perikanan, industri manufaktur dan berbasis budaya, IKM, UMKM dan koperasi, ekonomi kreatif dan digital, serta pariwisata. Tujuannya adalah mengurangi ketergantungan Bali pada sektor pariwisata, yang terbukti rentan terhadap gejolak eksternal seperti pandemi COVID-19.

Menteri Perdagangan Budi Santoso menyambut baik gagasan tersebut dan menyatakan komitmennya dalam mendukung industri lokal. Kementerian Perdagangan telah meluncurkan program “UMKM BISA Ekspor” untuk membantu UMKM bersaing di pasar global.

Program ini menyediakan pelatihan, pendampingan, serta kegiatan business matching dan pitching untuk menghubungkan UMKM dengan calon pembeli internasional.

Untuk memfasilitasi UMKM, Kementerian Perdagangan memiliki 46 kantor perwakilan, yang terdiri dari Atase Perdagangan dan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC), di 33 negara.

“UMKM bisa melakukan business meeting secara online dengan mereka setiap harinya untuk mempresentasikan produk mereka, perwakilan kita bisa carikan calon buyer,” jelas Budi Santoso. Hingga saat ini, program tersebut telah memfasilitasi 609 UMKM dengan total nilai ekspor mencapai USD 87 juta atau sekitar Rp 1,3 triliun.

Direktur CV Naralia Grup Nusantara, Mulianingsih, menjelaskan keberhasilan ekspor produk vanila, kayu manis, dan madu perusahaannya dengan nilai USD 350 ribu, merupakan hasil dari pameran di Hong Kong. Sejak 2009, CV Naralia Grup berkomitmen untuk bekerja sama dengan UMKM dan mengembangkan produk Bali ke pasar global.

Dengan sinergi antara pemerintah daerah dan pusat, serta inovasi dalam pengembangan produk dan kemasan, UMKM Bali diharapkan semakin mampu mengukir namanya di kancah perdagangan internasional.(*)

Read more

Local News