PanenTalks, Jakarta – Operasional haji 2025 memasuki hari ke-53 ini pada fase pemulangan jemaah ke Indonesia.
Berdasarkan data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat), jemaah dan petugas haji haji telah tiba di Tanah Air berjumlah 74.447 orang tergabung dalam 192 kelompok terbang (kloter), Minggu 22 Juni 2025.
Dalam proses pemulangan jemaah ke Indonesia ada ancaman bom pada pesawat.
Ancaman pertama kepada maskapai Saudia Airlines SV 5276 rute Jeddah-Jakarta mendapat ancaman bom melalui e-mail, Selasa, 17 Juni 2025.
Pesawat tersebut membawa 442 orang jemaah haji harus mendarat darurat di Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara.
Ancaman kedua untuk maskapai sama, 21 Juni 2025 melalui telepon ke Petugas Air Traffic Control (ATC) di Jakarta Area Control Center (ACC) dari Kuala Lumpur ACC. Namun dengan rute berbeda yaitu rute Jeddah-Muscat (Oman)-Surabaya.
Pesawat Saudia Airlines SV 5688 membawa 376 penumpang jemaah haji Kelompok Terbang (kloter) 33 Debarkasi Surabaya (SUB 13).
Pada penerbangan ini, pilot memutuskan mengalihkan rute penerbangan ke Bandar Udara Kualanamu di Medan, Sumatera Utara.
“Setelah pesawat mendarat di Bandar Udara Kualanamu pada pukul 09.27 WIB, maka dilakukan emergency treatment berupa pemeriksaan terhadap seluruh penumpang dan kru pesawat,” ujar Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah II-Medan, Asri Santosa, mengutip laman Kemenag, Senin, 23 Juni 2024.
“Kemudian lanjut dengan melakukan pemeriksaan kabin pesawat dan cargo compartment (barang penumpang di bagasi),” imbuhnya.
Setelah itu, pemeriksaan berlanjut pesawat oleh Tim Gegana POLRI, Tim Penjinak Bom dari Polda, TNI AD, TNI AU dan Petugas Keamanan bandar udara (Aviation Security). Selain itu, Petugas Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK) bandar udara.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Lukman F. Laisa menyampaikan, terus melakukan koordinasi intensif dengan seluruh pihak terkait.
“Kemenhub terus berkoordinasi dengan semua pihak terlibathingga kondisi menjadi aman terkendali,” tegas Lukman. (*)
Editor : Hendrati Hapsari