PanenTalks, Yogyakarta – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengembangkan teknologi dari artificial intelligence (AI) membantu memberikan diagnosis dan terapi penyakit kanker.
Kemenkes menyatakan teknologi di Indonesia masih kurang mumpuni. Oleh sebab itu, jalinan kerja sama dengan Perthera, perusahaan onkologi berbasis AI dari Amerika Serikat, sangat penting.
“Masing-masing orang treatment-nya harus sesuai dengan individunya, dengan kondisinya, dengan klinisnya, dengan penyakitnya, kemudian stadiumnya,” kata Dirjen Farmasi dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan (Farmalkes Kemenkes) Lucia Rizka Andalucia mengutip Youtube Metro TV, Selasa 13 Mei 2025.
Dia mengatakan, perkembangan teknologi terbaru di bidang kesehatan sangat pesat. Dalam hal ini, AI penerapan pelayanan kesehatan.
Lucia menyatakan, pasien kanker di Indonesia bisa mendapatkan perawatan dengan standar sama dengan negara-negara maju lainnya.
CEO PathGen, dr. Susanti menyatakan, ada potensi pengurangan biaya pasien.
“Cost-nya juga bisa berkurang karena pemilihan obat bisa lebih tepat,” kata dokter Susanti kepada media pada Senin, 12 Mei 2025.
“Jadi, (AI) membantu dokter memberikan rekomendasi obat yang lebih tepat itu bisa mengurangi biaya hingga 30 persen,” tandasnya.(*)