PanenTalks, Jakarta – Kementerian Kesehatan menyiapkan imunisasi untuk anak-anak usia sekolah sebagai upaya mengantisipasi penyakit melalui imunisasi pada Agustus hingga November 2025.
Adalah Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) 2025, program tahunan ini merupakan langkah strategis melindungi anak-anak usia sekolah dari Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I). Selain itu, serta mendukung target eliminasi campak-rubella pada 2026 dan eradikasi polio di Indonesia.
Ketua Tim Kerja Imunisasi Bayi dan Anak, Kemenkes RI, dr. Gertrudis Tandy, MKM mengatakan, Kementerian Kesehatan RI bersama Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah akan mengoordinasikan pelaksanaan imunisasi di sekolah-sekolah dasar.
Dalam hal ini, termasuk menjangkau anak belum bersekolah atau belum mendapat imunisasi lengkap melalui puskesmas atau fasilitas kesehatan lainnya.
“Imunisasi bukan hanya perlindungan individu, tetapi juga kunci menciptakan kekebalan kelompok (herd immunity). Ini merupakan tanggung jawab bersama,” kata dia mengutip Info Publik.
BIAS 2025 menyasar anak-anak usia sekolah dasar. Pemberian vaksin gratis meliputi Campak-Rubella, Difteri Tetanus, Human Papilloma Virus dan HPV.
Sebelum pemberian imunisasi, setiap anak akan menjalani skrining kesehatan singkat mencakup suhu tubuh dan kondisi umum (demam, batuk, flu), riwayat alergi terhadap vaksin, konsumsi obat-obatan tertentu.
Jika tidak ditemukan hambatan medis, imunisasi dilakukan langsung di sekolah atau puskesmas sesuai jadwal.
Sepanjang tahun lalu tercatat 56 Kejadian Luar Biasa (KLB) Campak di 16 provinsi, 131 KLB Difteri, 944 kasus Pertusis, 6 kasus Polio serta 16 kasus Tetanus Neonatorum, dengan 27 kematian.
“Data ini menegaskan pentingnya meningkatkan cakupan imunisasi secara merata agar anak-anak terlindungi,” kata dia.
Selain itu, mencegah potensi wabah di masa depan. Kesuksesan BIAS 2025 sangat bergantung pada kolaborasi lintas sektor. Mulai dari tenaga kesehatan, guru, orang tua, kader PKK, tokoh masyarakat, media, hingga relawan dan komunitas lokal.
Kemenkes RI mengimbau masyarakat untuk memastikan anak mendapatkan imunisasi sesuai jadwal. Selain itu, segera melengkapi imunisasi kejar jika ada yang tertunda serta mendukung. Tak lupa menyebarluaskan edukasi tentang pentingnya imunisasi anak usia sekolah.
“BIAS bukan sekadar agenda rutin tahunan. Ini adalah investasi nyata untuk masa depan anak-anak kita lebih sehat, tangguh, dan produktif,” tegas dr. Gertrudis. (*)

