Kamis, Juni 19, 2025

Kemenparekraf Bahas Isu Penguatan Keselamatan dan Keamanan Destinasi di Gunungkidul

Share

PanenTalks, Gunungkidul – Sorotan tajam terhadap isu keselamatan dan keamanan wisatawan mewarnai Forum Diskusi Keselamatan dan Keamanan di Destinasi Pariwisata yang berlangsung di HeHa Sky View, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada akhir pekan lalu.

Inisiatif yang digagas oleh Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) ini merupakan langkah strategis dalam memperkokoh fondasi keberlanjutan pariwisata nasional.

Hariyanto, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf, menekankan bahwa aspek perizinan dan manajemen krisis menjadi perhatian utama kementerian.

Teras Kaca Gunung Kidul. (dok:happytour.id)

Hal ini dilatarbelakangi oleh kecenderungan isu-isu terkait keselamatan wisata yang sering kali mencuat pertama kali melalui platform media sosial.

“Kami mendorong penguatan manajemen krisis dengan melibatkan partisipasi aktif dari berbagai pemangku kepentingan. Bagi kami, faktor keselamatan adalah prioritas yang tidak dapat ditawar,” tegas Hariyanto.

Lebih lanjut, Hariyanto menyampaikan data bencana yang cukup memprihatinkan. Dalam rentang waktu Februari hingga Maret 2025, tercatat sebanyak 498 kejadian bencana alam melanda Indonesia. Mayoritas bencana tersebut merupakan bencana hidrometeorologi, yang secara tidak langsung turut memberikan dampak signifikan terhadap sektor pariwisata.

Staf Ahli Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Bidang Manajemen Krisis, Fadjar Hutomo, menekankan bahwa keindahan destinasi tidak akan berarti tanpa jaminan keselamatan. Ia menyoroti persoalan pada moda transportasi wisata seperti bus dan kapal, yang kerap luput dari perhatian.

“Selama sebulan terakhir, saya menangani berbagai kasus di destinasi wisata dan moda transportasi pariwisata. Kita perlu perhatian khusus, terutama pada aspek keselamatan yang tak hanya melibatkan sektor pariwisata, tapi juga lintas kementerian seperti Kementerian Tenaga Kerja melalui standar K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja),” kata Fadjar.

Sementara itu, Wakil Bupati Gunungkidul, Joko Parwoto, menyampaikan wilayahnya terus berkembang menjadi salah satu destinasi unggulan, baik di tingkat DIY maupun nasional. Namun, ia mengingatkan bahwa kemajuan sektor pariwisata harus disertai dengan perlindungan terhadap keselamatan pengunjung.

“Tidak ada pertumbuhan pariwisata yang sehat tanpa menjamin keselamatan dan kenyamanan wisatawan. Forum ini sangat penting untuk menyatukan pemikiran dan aksi nyata dalam membangun sistem keamanan yang kuat,” ungkap Joko.

Menurutnya, pariwisata bukan semata persoalan ekonomi, melainkan bagian dari transformasi sosial dan budaya. Ia juga menegaskan kesiapan Kabupaten Gunungkidul menjadi pilot project destinasi wisata yang aman dan berkelanjutan.

“Sebagaimana visi kami, Gunungkidul Raya yang Adil, Makmur, Lestari, dan Berkeadaban, kami ingin menjadikan pariwisata sebagai bagian dari pembangunan yang menghargai lingkungan dan menjunjung nilai-nilai kemanusiaan,” kata Joko.

Forum ini diharapkan melahirkan rumusan strategi dan standar teknis yang dapat diterapkan di lapangan, mulai dari penilaian risiko, pengujian K3, manajemen pengunjung hingga penguatan koordinasi lintas sektor. Pemerintah daerah, pelaku usaha, masyarakat dan wisatawan sendiri diharapkan terlibat aktif dalam menciptakan ekosistem wisata yang aman dan berkualitas. (*)

Read more

Local News