PanenTalks, Bantul – Sebanyak 275 siswa angkatan pertama program Sekolah Rakyat dari seluruh kabupaten/kota di DIY menapaki babak baru pendidikan mereka. Pada Sabtu (28/6), mereka mengikuti pembekalan intensif yang diselenggarakan oleh Kementerian Sosial Republik Indonesia (Kemensos RI) di Aula Instalasi Rehabilitasi Sosial Napza, Sentra Terpadu Prof. Dr. Soeharso Surakarta, Bantul.
Sekolah Rakyat, sebuah model pendidikan alternatif berasrama, hadir sebagai jawaban atas tantangan akses pendidikan. Program ini tidak hanya menyediakan fasilitas belajar yang lengkap, tetapi juga akomodasi, konsumsi, perangkat teknologi, dan buku digital—semuanya gratis.
Ini adalah upaya nyata negara untuk meringankan beban orang tua dan memungkinkan anak-anak fokus sepenuhnya pada proses belajar.

“Sekolah Rakyat ini dibuat untuk menampung putra-putri panjenengan, tanpa biaya tambahan, agar lebih ringan dan bisa fokus belajar,” tegas Sekretaris Jenderal Kemensos RI, Robben Rico.
Lebih dari sekadar tempat belajar, Robben Rico menekankan bahwa Sekolah Rakyat adalah investasi strategis negara dalam membangun sumber daya manusia unggul.
Dengan berpegang teguh pada arahan Presiden Republik Indonesia, program ini mengintegrasikan pendidikan karakter, penguasaan bahasa, sains, dan teknologi digital. Tujuannya adalah mencetak generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki integritas dan keterampilan yang relevan di era digital.
“Panjenengan semua akan mencatat sejarah. Putra-putri panjenengan menjadi generasi pertama Sekolah Rakyat. Kami siap mengawal pertumbuhan dan pendidikan mereka bersama-sama,” imbuh Robben Rico dengan penuh semangat, menegaskan komitmen pemerintah untuk mendampingi setiap langkah para siswa pionir ini.
Inisiatif Sekolah Rakyat diharapkan menjadi mercusuar harapan, membuka jalan bagi ribuan anak Indonesia lainnya untuk meraih pendidikan berkualitas tanpa terbebani oleh keterbatasan ekonomi. Ini adalah bukti nyata bahwa negara hadir untuk memastikan setiap anak memiliki kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkontribusi bagi masa depan bangsa.
Kepala Dinas Sosial DIY, Endang Patmintarsih, menyampaikan Pemda DIY sangat mendukung penuh program ini. Menurutnya, pendidikan karakter adalah fondasi utama agar siswa tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga kuat dalam mental dan perilaku.
“Tujuan utama Sekolah Rakyat bukan hanya memberikan akses pendidikan, tetapi juga membentuk cara pandang, sikap hidup, dan perilaku yang positif. Harapannya, ini menjadi jalan nyata untuk memutus rantai kemiskinan,” terang Endang.
Endang juga menjelaskan pihaknya telah melakukan komunikasi intensif sebanyak empat kali dengan orang tua atau wali siswa sebagai bagian dari upaya membangun pemahaman dan semangat bersama. “Peran orang tua tetap penting, meskipun anak-anak akan tinggal di asrama,” tambahnya.
Pembekalan juga dihadiri oleh Direktur Jenderal Infrastruktur Komunikasi Digital Kemenkominfo, Wayan Toni Supriyanto. Ia menyampaikan komitmen dukungan terhadap ketersediaan infrastruktur digital di sekolah serta memberikan motivasi kepada peserta dan orang tua.
“Kami akan pastikan jaringan internet tersedia dan memadai, langsung dari ODP ke sekolah, dengan kecepatan hingga 100 Mbps agar proses belajar berjalan optimal,” jelas Wayan.
Sekolah Rakyat DIY akan beroperasi di dua lokasi, yaitu Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Yogyakarta di Purwomartani, Kalasan, Sleman dan Sentra Terpadu Prof. Dr. Soeharso Surakarta di Sonosewu, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul.
Kedua lokasi dijadwalkan mulai aktif pada Tahun Ajaran 2025/2026. Saat ini, proses finalisasi fasilitas serta rekrutmen tenaga pendidik dan pengasuh masih berlangsung. Kepala sekolah telah ditetapkan, sementara seleksi untuk pengasuh, wali asrama, hingga tenaga administrasi sedang berjalan. (*)
Editor: Rahmat