PanenTalks, Semarang – Kementerian Pertanian (Kementan) berupaya memperkuat hilirisasi sektor perkebunan dengan mengalokasikan anggaran sebesar Rp135 miliar untuk mempercepat pengembangan komoditas unggulan di Provinsi Jawa Tengah. Dana tersebut untuk mendukung perluasan lahan dan peningkatan produktivitas tebu, kopi, dan kelapa.
Plt Direktur Jenderal Perkebunan Kementan RI, Abdul Roni Angkat, menjelaskan program hilirisasi menjadi salah satu agenda penting pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Kementan pun telah melakukan pemetaan wilayah untuk menentukan alokasi anggaran kepada berbagai komoditas strategis. Di antaranya tebu, pala, jambu mete, kakao, kopi, dan kelapa.
“Khusus Jawa Tengah, setelah kita mapping, dapatlah alokasi Rp135 miliar. Salah satunya untuk tebu dengan kawasan seluas 11 ribu hektare,” kata Abdul dalam keterangannya.
Tebu Komoditas Strategis
Ia menyebutkan bahwa tebu menjadi komoditas yang sangat strategis dalam konteks ketahanan pangan nasional, khususnya untuk produksi gula konsumsi.
Abdul mengungkapkan bahwa saat ini Indonesia masih menghadapi kekurangan gula dalam jumlah besar, baik untuk konsumsi rumah tangga maupun kebutuhan industri.
“Artinya dengan tanam (tebu) 100 ribu hektare, di sini (Jateng) ada 11 ribu hektare, tahun depan kita ada tambahan 500 ribu ton gula kristal putih untuk konsumsi. Kalau sekarang produksi kita antara 2,4–2,5 juta ton, konsumsi kita kan di angka 2,9–3 juta ton, jadi bisa ter-cover. Sehingga tahun depan gula kristal putih konsumsi aman,” ucap Abdul.
Anggaran sebesar Rp135 miliar tersebut, menurut Abdul, harus segera diimplementasikan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam waktu yang cukup singkat. Proses penanaman diharapkan sudah mulai pada pertengahan September dan rampung pada awal Desember.
“Starting pertengahan September dan harus selesai awal Desember kawasan yang tadi,” ujarnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jateng, Defransisco Dasilva Tavares menyatakan pihaknya telah menyiapkan langkah percepatan pelaksanaan program. Dinas-dinas di tingkat kabupaten/kota yang menjadi pelaksana langsung dari kegiatan mendapat pembiayaan dari dana Kementan.
“Untuk tiga komoditas yang menjadi target, kelapa kita sudah 100 persen siap. Begitu pula kopi sudah 100 persen siap, sedangkan tebu masih 80,75 persen. Gubernur akan mendorong untuk komoditas tebu dan mempercepat rapat dengan bupati maupun wali kota,” kata Frans, sapaannya.
Sebagai informasi, Jawa Tengah merupakan salah satu produsen tebu utama di Indonesia. Provinsi itu menempati posisi ketiga setelah Jawa Timur dan Lampung.
Pada tahun 2024 lalu, luas area tanaman tebu di provinsi ini tercatat mencapai 58,6 ribu hektare dengan produksi mencapai 3,7 juta ton. Dari jumlah tersebut bisa menghasilkan gula kristal putih sebesar 258,77 ribu ton.
Kementan berharap langkah hilirisasi dapat memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan produksi nasional dan mendukung target swasembada gula. Ini sekaligus mendorong kesejahteraan petani melalui nilai tambah yang lebih besar di sektor hilir. (*)