PanenTalks, Yogyakarta – Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana membantah penurunan kualitas makanan bergizi gratis (MBG). Lantaran marak terjadi kasus keracunan makanan di beberapa daerah.
“Apakah penyebab keracunan karena ada aspek di mana pengiritan kualitas makanan segala macam, itu nggak ada,” tegas Kepala BGN Dadan Hindayana mengutip Youtube Kompas TV, Kamis 15 Mei 2025.
Dadan mengungkapkan, pemerintah sudah menetapkan harga makanan untuk MBG. Oleh sebab itu, tidak berpengaruh pada harga bahan dasar di pasar.
“Kami menetapkan at cost untuk bahan baku dan operasional karena kami menjaga kualitas makanan. Jadi harga itu baik naik maupun turun, tidak boleh mempengaruhi kualitas makanan,” jelas Dadan.
Terkait kasus di Kota Bogor, Dadan membeberkan, untuk sementara penghentian kegiatan memasak dari Bina Insani. Pihaknya akan melakukan evaluasi terhadap kasus tersebut.
BGN, kata dia, juga melakukan evaluasi terhadap mekanisme penyajian dan pengiriman makanan untuk program MBG oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
“BGN bakal memangkas waktu penyajian dan pengiriman agar makanan bisa langsung dikonsumsi oleh penerima manfaat. Kita juga ingin lebih selektif di dalam pemilihan bahan baku. Kemudian kita akan memendekkan waktu antara penyiapan dan processing (memasak),” terang dia.
Sejalan dengan hal tersebut, mekanisme waktu konsumsi makanan pun semakin ketat. Artinya, pelajar harus segera mengonsumsi makanan sudah tiba dari SPPG.
Sebelumnya, terjadi kasus keracunan MBG di wilayah Kota Bogor. Total 223 orang siswa mengalami keracunan, sehingga Wali Kota Bogor menetapkan Kejadian Luar Biasa (KLB).
Kasus keracunan terjadi antara tanggal pembagian MBG pada 6-9 Mei 2025. Pelaksanaannya di bawah SPPG Bina Insani.
Penemuan hasil uji lab makanan telor ceplok mengandung bakteri E. coli dan tumis toge dan tahu terindikasi Salmonella. (*)
Editor : Hendrati Hapsari