Minggu, Juni 22, 2025

Kesiapan Jateng Sebagai Lumbung Pangan Nasional

Share

PanenTalks, Semarang – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menguatkan komitmen persiapan sebagai lumbung pangan nasional dan penopang industri nasional 2026.

Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi mengungkapkan, peneguhan tersebut selaras dengan RPJMN kedaulatan pangan di wilayah ini semakin kuat. Oleh sebab itu, dia telah memasang target produksi tanaman pangan secara terukur.

“Pada 2026, target produksi padi sebanyak 9.380.811 ton, jagung 3.446.000 ton, dan kedelai 78.704 ton,” ungkap Ahmad Luthfi, Senin 26 Mei 2025.

Dia menargetkan, komoditas peternakan sebanyak 976.686.848 kilogram produksi daging, susu sebanyak 76.017.815 liter, dan produksi telur sebanyak 938.181.867 kilogram. Sedangkan, target produksi perikanan budidaya pada 2026 sebesar 618.135 ton.

“Perumusan 16 upaya untuk mendukung target tersebut,” kata dia.

Meliputi pupuk mudah bagi petani, subsidi solar bagi nelayan dan ketersediaan daycare untuk buruh di kawasan industri.
Adapula pembelian hasil panen petani dan nelayan oleh BUMD Jateng Agro Berdikari. Lalu, peningkatan pelatihan sertifikasi Juru Sembelih Halal dan standar pemotongan hewan, juga program asuransi gagal panen bagi petani dan nelayan lewat Jamkrida.

“Jadi BUMD kita adalah tulang punggung sebagai penjuru, apabila petani nelayan kita bermasalah pada saat hasil panen,” ungkapnya.

Dia melanjutkan, ada pula intervensi peningkatan produksi sektor pertanian. Meliputi stimulan benih padi seluas 100.101 hektare, benih jagung seluas 3.000 hektare dan benih kedelai seluas 1.000 hektare.

PIhaknya akan merehabilitasi jaringan irigasi tersier sebanyak lebih kurang 609 paket, dan irigasi alternatif berupa sumur dangkal, irpom, irpop dan sprinkle sebanyak 55 unit. Selain itu ada intervensi untuk asuransi gagal panen, pembangunan embung, pengamanan produksi dari serangan hama dan dukungan alsintan.

Di bidang perternakan, kata dia, penyediaan benih dan bibit berupa produksi semen beku sebanyak 490.000 dosis di 35 kabupaten/ kota. Di samping penambahan 3.000 indukan sapi perah.

Adapula penanggulangan penyakit dan zoonosis, berupa vaksinasi 500.000 ekor, pengobatan 10.000 ekor, dan surveilans untuk 2.000 ekor. Kemudian, Sertifikasi Nomor Kontrol Veteriner, penyediaan hijauan pangan dan penyediaan pasar produk hasil pertanian dan informasi pasar.

Sementara, intervensi untuk sektor perikanan seperti pengembangan nilai salin, pengembangan pakan mandiri, penyediaan 6 juta benih nila. Masih ada, peningkatan sarpras pelabuhan perikanan Pantai Tasikagung dan Asuransi Nelayan. (*)

Read more

Local News