Panentalks, Kulon Progo – Kecamatan Kalibawang yang menjadi kawasan Agropolitan di daerah Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta mulai melakukan pengembangan umbi-umbian sebagai pangan lokal untuk memperkuat ketahanan pangan, sekaligus memberikan alternatif pangan lokal yang sehat dan aman bagi generasi berikutnya.
Salah satu jenis umbi yang dikembangkan adalah kentang kleci. Kentang berkulit hitam sebesar ibu jari ini banyak ditemui di pasar-pasar tradisional. Dalam kehidupan kita, umbi kecil ini biasanya dikukus untuk dikonsumsi atau terkadang dicampur dalam sayuran. Rasa kentang hitam ini seperti juga kentang-kentang lainnya.
Menurut wikipedia, kentang kleci merupakan kentang hitam yang tumbuh menjalar atau disemak-semakan dengan tinggi 40–100 cm. Dia berakar pada dasar tumbuhan. Batangnya tegak, sedikit merambat, lubak, bersegi empat, tebal, dan agak berbau. Daun-daunnya tunggal, tebal, bermembran, saling berhadapan dan berselang-seling.

Memiliki nama latin Coleusus Rotundifolius, kentang kleci menjadi sumber karbohidrat, dan juga mengandung senyawa-senyawa antioksidan dan antiproliferasi (antiperbanyakan sel kanker).
Beberapa waktu lalu, Dosen Departemen Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. Ir. Umar Santoso, M.Sc menjelaskan hasil penelitan terhadap kentang kleci.
“Senyawa-senyawa tersebut dan ekstrak umbi kentang hitam setelah diuji aktivitas antioksidannya menggunakan metode FTC dan TBA ternyata positif menunjukkan aktivitas yang tinggi,” katanya seperti yang dikabarkan di website Kampus UGM.

Seperti yang dikabarkan Humas Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulon Progo, Kentang Kleci banyak dikembangkan di Kalibawang wilayah Banjarharjo. Petani biasanya menanam umbi ini setelah menanam padi atau jagung. Bahkan menjelang Jagung dipanen bibit umbi ini sudah mulai ditanam sehingga pemanfaatan waktu tanamnya menjadi efektif.

Salah satu petani yang menanam kentang kleci ini adalah Sarjito di Pedukuhan Salam, Banjarharjo. Petani ini juga menampung hasil panen dari para petani yang ada di wilayah Kalibawang. Harga jual dari petani untuk kentang ini Rp 7.000/Kg.Kemudian setelah di sortasi sesuai besar kecilnya, kemudian dimasak dan dijual di pasar dengan harga Rp 10.000 hingga Rp 15.000/Kg sesuai dengan ukuran besar kecilnya kentang. Tanaman ini banyak ditanam di Kalibawang pada bulan Januari-Februari dan akan mulai panen pada bulan Mei dan Juni. (*)
Editor: Rahmat