Sabtu, September 27, 2025

Ketua PKK Jateng Ajak Masyarakat Terapkan Pertanian Ramah Lingkungan

Share

PanenTalks, Sleman – Ketua TP PKK Provinsi Jateng (Jawa Tengah) Nawal Arafah Yasin menilai, produk pertanian dan peternakan bisa direkayasa dengan teknik ramah lingkungan.

“Menarik sekali banyak sekali menghasilkan riset pertanian,” kata Nawal saat mengajak pengurus PKK Jateng studi banding mengunjungi pusat pelatihan pertanian dunia di Sleman, Rabu 25 Juni 2025.

Dia menilai, lembaga riset swasta internasional mengembangkan rekayasa pertanian organik, rekayasa pupuk dan rekayasa peternakan. Metode ini menghasilkan pertanian unggul, lebih banyak hasil, banyak variasi, tahan hama dan lebih cepat panen.

Gembong Danudiningrat

Para pengurus PKK Jateng berkunjung ke CV Pendawa Kencana Multi Farm, di Dusun Pagerjurang, Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman.

Ini adalah pusat riset dan budidaya pertanian oleh Dr. Ir. RM H Gembong Danudiningrat. Seorang doktor ahli rekayasa pertanian menghasilkan ratusan inovasi tanaman dan peternakan kelas dunia. Dia sukses menghasilkan produk tani unggul, cepat panen, tahan hama dan ramah lingkungan.

“Banyak ilmu pertanian dan ternak kita dapat, semua riset di sini menghasilkan unggul dan ramah lingkungan,” kata dia.

PKK, lanjut dia, akan menerapkan di rumah masing-masing dan menyebarkan kepada masyarakat. Penerapan teknis bisa di sekitar rumah, sehingga bisa membantu program pemerintah dalam ketahanan pangan.

Pengurus belajar cara menanam, pemupukan, pengobatan dan cara membuat pupuk organik benar dari kotoran hewan.

Dia juga menghasilkan pupuk organik berbahan kotoran hewan yang tidak bahu. Sudah 20 tahun lebih Gembong mendampingi masyarakat untuk menjadi petani mandiri. Petani belajar cara tanam, cara mengolah tanah menjadi gembur, dan pemupukan organik buatan sendiri.

Riset Gembong menghasilkan buah-buah unggulan. Ada jagung satu pohon berbuah delapan biji, buah jagung berwarna-warni, tanam padi tanpa air, tanam padi di air asin (biosalin), alpukat tanpa biji, durian pendek berbuah lebih cepat, terong viagra, jeruk super manis, anggur cepat buah, tomat berbuah lebat, dan masih banyak lagi.

Alumni pertanian UGM dan doktor rekayasa pertanian luar negri itu juga menghasilkan lele dumbo langka mahal, ternak lele di bus beton cepat panen tanpa bahu, burung puyuh bertelor lebih banyak dan lainnya.

Rujukan 25 Negara

Kehebatan rekayasa pertanian ini membuat Gembong menjadi rujukan 25 negara, kampus-kampus tanah air, dan hampir semua provinsi di Indonesia. Doktor Gembong juga mengajar dunia pertanian di beberapa negara.

“Kami adalah pusat riset pertanian tidak hanya dalam negeri, tapi juga luar negeri. Ada 25 negara belajar riset di sini. Semua provinsi di Indonesia belajar pertanian juga di sini,” kata Gembong.

Untuk rekayasa, Gembong menyediakan biang-biang (obat buatan organik) berguna untuk campuran bertani.

“Kami ini pusat riset untuk pengabdian masyarakat, jadi ilmu dan hasil budidaya kita ajarkan kepada masyarakat,” kata dia.

Sudah puluhan tahun lebih Gembong menggeluti budidaya dan memberi penyuluhan pertanian masyarakat. Dia berharap, petani tetap saja susah karena pola tanam dan tekonologinya kuno.

Sementara pabrikan sengaja memanfaatkan dengan memberi pupuk, obat, dan bibit mahal. Sehingga petaninya rugi terus, kaya para pelaku bisnis yang mengeksploitasi petani. Padahal pupuk dan obat pabrik merusak alam.

“Petani hanya nyugihno (membuat kaya) orang yang sudah kaya, dampaknya bumi malah rusak karena pupuk non organik, ” jelasnya.

Sejak itu, dia berfikir bagaimana petani harus mandiri. Juga bagaimana bertani bisa maju sekaligus ramah lingkungan.

“Kami prihatin dunia rusak, yang merusak manusia itu sendiri, kita semua pengkhianat bumi. Harus ada pertanian mandiri ramah lingkungan yang menyelamatkan bumi. Petani kita harus maju dengan cara sendiri,” tambahnya. (*)

Read more

Local News