Selasa, Agustus 19, 2025

Kinerja IJK Bali-Nusra Tetap Moncer di Tengah Gejolak Global

Share

PanenTalks, Denpasar – Di tengah bayang-bayang perlambatan ekonomi global, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali melaporkan kinerja gemilang Industri Jasa Keuangan (IJK) di wilayah Bali dan Nusa Tenggara per Mei 2025. Sektor ini tetap resilien dan stabil, ditopang oleh permodalan solid, likuiditas memadai, dan profil risiko yang terjaga.

Kepala Otoritas Jasa Keuangan OJK Provinsi Bali Kristrianti Puji Rahayu mengungkapkan, fungsi intermediasi perbankan (Bank Umum dan BPR) menunjukkan daya tahan kuat. Penyaluran kredit mencapai Rp236,53 triliun, tumbuh impresif 7,74% (yoy), melampaui pertumbuhan bulan sebelumnya (April 2025: 6,74% yoy).

“Kenaikan ini terutama didorong oleh kredit investasi yang melonjak 33,47% (yoy) menjadi Rp14,87 triliun, mencerminkan kepercayaan masyarakat terhadap prospek ekonomi regional,” ungkapnya dalam keterangan tertulisnya baru-baru ini.

Secara sektor, kredit produktif mendominasi penyaluran (58,29%), dengan modal kerja (33,23%) dan investasi (25,06%) sebagai penopang utama. Dominasi sektor Penerima Kredit Bukan Lapangan Usaha (41,71%) dan Perdagangan Besar dan Eceran (23,92%) menunjukkan keragaman pendorong ekonomi.

Peningkatan nominal kredit di Bali disumbang oleh sektor Akomodasi dan Makan Minum (tumbuh 18,12%), di NTB oleh sektor Pertambangan dan Penggalian (tumbuh 58,22%), dan di NTT oleh sektor Penerima Kredit Bukan Lapangan Usaha (tumbuh 5,62%).

Komitmen perbankan terhadap Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) juga terlihat jelas, di mana 42,21% kredit disalurkan kepada UMKM, menunjukkan keberpihakan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.

Senada dengan kredit, Dana Pihak Ketiga (DPK) juga mencatatkan pertumbuhan positif, mencapai Rp283,67 triliun atau tumbuh 7,70% (yoy), didorong oleh peningkatan tabungan dan deposito. Loan to Deposit Ratio (LDR) stabil di 83,38%, menandakan fungsi intermediasi yang optimal.

Kualitas kredit perbankan tetap terkendali dengan Non Performing Loan (NPL) gross sebesar 3,20%, masih di bawah threshold 5%. Rasio kecukupan modal BPR (CAR) di Bali (33,84%), NTB (47,38%), dan NTT (45,68%) menunjukkan permodalan yang kuat, siap menjadi bantalan di tengah ketidakpastian global.

Pihaknya akan terus mendorong kinerja intermediasi seraya menjaga keseimbangan antara pertumbuhan pembiayaan dan likuiditas.

Namun, OJK mengingatkan perbankan untuk mewaspadai risiko pasar dan likuiditas akibat suku bunga global yang tinggi, serta potensi risiko kredit dari sentimen negatif. “Penguatan permodalan, menjaga cakupan CKPN dan PPAP, serta rutin melakukan stress test menjadi kunci daya tahan perbankan,” tandas Kristrianti Puji Rahayu.

Sektor Pasar Modal di Bali dan Nusa Tenggara menunjukkan dinamisme dengan pertumbuhan investor double digit. Jumlah investor saham mencapai 258.052 SID (tumbuh 25,67% yoy), disusul investor Reksa Dana (20,92% yoy) dan SBN (16,99% yoy). Nilai transaksi saham melonjak 31,57% (yoy) menjadi Rp3,17 triliun.

Piutang Perusahaan Pembiayaan juga tumbuh 7,61% (yoy) mencapai Rp19,42 triliun, meski lajunya sedikit melandai. Sementara itu, pembiayaan Modal Ventura sebesar Rp317,61 termoderasi 1,56% yoy, namun menunjukkan perbaikan dibanding bulan sebelumnya. Non Performing Financing (NPF) Perusahaan Pembiayaan relatif rendah (1,51%), sedangkan NPF Modal Ventura menurun menjadi 7,60%.

OJK terus berkomitmen memperkecil kesenjangan literasi dan inklusi keuangan di wilayah ini, termasuk bagi penyandang disabilitas. Melalui 137 kegiatan edukasi tatap muka dan kampanye media sosial, OJK telah menjangkau lebih dari 14.800 orang dan 230.200 pengguna media sosial hingga Juni 2025.

Sinergi dengan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) juga terus diperkuat, melalui program seperti asistensi UMKM, optimalisasi pembiayaan pertanian, KUR, dan program “Satu Rekening Satu Pelajar (Kejar)”.

Dengan berbagai kebijakan, langkah penegakan hukum, serta sinergi erat dengan Pemerintah, Bank Indonesia, LPS, dan industri keuangan, OJK optimistis sistem keuangan dapat terjaga stabil dan tumbuh berkelanjutn. (*)

Read more

Local News