PanenTalks, Yogyakarta – Pemerintah Kota Yogyakarta berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah yang efektif.
Dalam kunjungan kerja ke Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) beberapa waktu lalu, Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, menyampaikan kritik terkait penanganan sampah di wilayah Yogyakarta.
Salah satu contoh inovasi dalam penanganan sampah residu muncul dari Bank Sampah Drupadi RW 09 Kricak Kidul, Yogyakarta. Seorang penggiat bank sampah tersebut berhasil menciptakan insinerator sederhana yang terbuat dari batu bata. Insinerator adalah alat atau sistem pembakaran sampah pada suhu tinggi.
Menurut Ketua Bank Sampah Drupadi, Ari Widi Astuti, insinerator yang dibangun memiliki tinggi 1,5 meter menyerupai cerobong. “Alat ini digunakan untuk membakar sampah residu yang tidak dapat diproses oleh pelapak sampah secara mandiri,” kata Ari saat ditemui di sela kegiatan Monitoring Bank Sampah di Ruang FBS, DLH Kota Yogyakarta, Senin (19/5).
Pemanfaatan insinerator ini melibatkan sistem retribusi. Warga dapat menggunakan fasilitas ini dengan membayar biaya sebesar Rp 1.000 per kilogram sampah.

Mengingat pembangunan insinerator didanai secara swadaya oleh masyarakat RT 41, warga setempat dikenakan tarif khusus sebesar Rp 1.000 per kilogram, sementara warga di luar RT 41 dikenakan tarif Rp 2.000 per kilogram.
Lebih lanjut, Ari Widi Astuti menjelaskan bahwa insinerator Bank Sampah Drupadi beroperasi tiga kali seminggu dan menghasilkan pendapatan antara Rp 25.000 hingga Rp 40.000 setiap kali beroperasi.
Pihaknya berharap fasilitas ini dapat terus berkembang dan semakin banyak warga yang berpartisipasi dalam pengelolaan sampah di wilayah tersebut, sehingga volume sampah yang dibawa ke depo dapat berkurang secara signifikan
Aktivitas Bank Sampah Drupadi dilakukan setiap bulan pada minggu ketiga atau keempat. Fokus utama adalah pada pengumpulan sampah anorganik.
“Kedepannya, sampah organik akan kami manfaatkan untuk pembuatan bahan dasar sabun biowash dari buah-buahan. Inovasi ini diharapkan mampu menekan jumlah sampah organik rumah tangga yang dibuang ke tempat pembuangan akhir,” ujarnya. (*)
Editor: Rahmat