PanenTalks, Yogyakarta – Tim KKN-PPM Universitas Gadjah Mada (UGM) tergabung kelompok Baweanesia menggagas langkah konkret untuk mengatasi krisis lingkungan di pesisir timur Pulau Bawean.
Menggandeng Yayasan Trees4Trees menanam 2.000 bibit mangrove di Desa Sidogedungbatu. Sebagai bagian dari program konservasi bertajuk “Selamatkan Mangrove, Selamatkan Masa Depan Pesisir.”
Desa Sidogedungbatu sebagai salah satu wilayah terdampak abrasi pantai dan degradasi pesisir pengaruh dari perubahan iklim global. Merespons tantangan tersebut, Tim KKN Baweanesia membangun fondasi kerja kolaboratif dan edukatif bersama warga.
“Kami memulai dengan melakukan pemetaan permasalahan lingkungan, berdialog dengan warga,” ujar Koordinator Program Penanaman Mangrove, Nicho, Selasa 8 Juli 2025.
Pihaknya merancang aksi tidak hanya simbolik, tetapi memberi dampak nyata. Tim KKN juga menekankan pentingnya pendekatan partisipatif dalam menjalankan program.
Masyarakat lokal tidak sekadar terlibat sebagai pelaksana juga aktor utama dalam perawatan jangka panjang terhadap ekosistem mangrove. Inisiatif ini menjadi titik awal dari gerakan hijau desa pesisir berakar pada kearifan lokal dan kepedulian ekologis.
“Kami berharap Desa Sidogedungbatu akan dapat menapaki jalan baru menuju pembangunan yang berbasis pada kearifan lokal dan keinginan lingkungan,” kata Nicho.
Bagi tim KKN-PPM UGM, gerakan ini bukan sekadar proyek selama masa pengabdian, tapi merupakan bagian dari visi jangka panjang membangun kultur ekologis kuat. Mangrove tak hanya sebagai pelindung pesisir, tetapi juga sebagai simbol harapan dan tanggung jawab lintas generasi.
Nicho menekankan, kegiatan ini menciptakan kultur ekologis merawat alam adalah kewajiban.
“Aksi ini juga menjadi media pelajaran bagi para pelajar dan warga sekitar tentang tanggung jawab, cinta pada kampung halaman, dan pentingnya menjaga bumi sebagai rumah bersama,” ungkapnya. (*)
Editor : Hendrati Hapsari