Kamis, Juli 31, 2025

KKP Tingkatkan SDM Hadapi Konflik Buaya dan Biota Terdampar

Share

PanenTalks, Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus memperkuat kapasitas sumber daya manusia (SDM) dalam pengelolaan kawasan konservasi dan pelestarian biota perairan.

Upaya ini diwujudkan melalui kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Respon Cepat Penanganan dan Pelepasliaran Buaya dan Biota Perairan Terdampar yang berlangsung di Kupang, Nusa Tenggara Timur, pada 22 hingga 25 Juli 2025 lalu.

Dalam kegiatan tersebut, KKP menekankan pentingnya kesiapan teknis dalam penanganan satwa laut terdampar serta mitigasi konflik antara manusia dan buaya.

“Pelestarian biota perairan tidak hanya soal menjaga alam, tetapi juga soal menyelamatkan masa depan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujar Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan, A. Koswara, dalam siaran resmi KKP pada Jumat 25 Juli 2925

Bimtek ini juga menjadi sarana sosialisasi Keputusan Dirjen Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut Nomor 41 Tahun 2024, yang berisi petunjuk teknis penanganan kejadian terdampar dan hasil tangkapan sampingan jenis ikan dilindungi.

Selain itu, diperkenalkan pula draf petunjuk teknis penanganan konflik manusia dengan buaya yang saat ini sedang disusun.

Kecepatan dan ketepatan dalam penanganan sangat menentukan keselamatan manusia dan kelestarian satwa,” imbuh Koswara. Indonesia dikenal sebagai habitat penting bagi keanekaragaman hayati laut dunia, termasuk jalur migrasi mamalia laut dan lima spesies buaya yang kesemuanya dilindungi.

Oleh karena itu, peningkatan kompetensi pengelola kawasan konservasi menjadi bagian krusial dalam menjaga keseimbangan ekologi sekaligus mendukung keselamatan masyarakat pesisir.

Direktur Konservasi Spesies dan Genetik, Sarmintohadi, menyampaikan bahwa pembekalan teknis ini esensial agar aparat di lapangan memiliki pemahaman menyeluruh terkait prosedur evakuasi, perawatan, dan pelepasliaran satwa sesuai standar konservasi internasional.

“Kami ingin seluruh personel di lapangan mampu bertindak cepat, tepat, dengan tetap menerapkan prinsip animal welfare dan keselamatan petugas di lapangan,” katanya.

Pelatihan ini diikuti oleh para pengelola kawasan konservasi dari berbagai wilayah, mencakup praktik langsung penanganan satwa, simulasi respon cepat, serta pengenalan peralatan penyelamatan satwa perairan.

KKP juga menjalin kolaborasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), serta otoritas daerah dalam pelaksanaan kegiatan ini.

Pelaksanaan Bimtek ini merupakan bagian dari implementasi target nasional dalam Indonesia Biodiversity Strategic and Action Plan (IBSAP), khususnya dalam mencapai target keempat, yaitu pelestarian keanekaragaman spesies dan genetik.

KKP berharap tercipta sinergi antara pusat dan daerah dalam membentuk sistem konservasi laut yang tangguh, adaptif, dan responsif terhadap tantangan perubahan iklim dan tekanan aktivitas manusia. (*)

Read more

Local News