PanenTalks, Bogor – Badan Pangan Nasional (NFA) menegaskan komitmennya untuk mendorong penganekaragaman pangan berbasis potensi lokal sebagai upaya memperkuat ketahanan pangan nasional.
“Penganekaragaman pangan adalah arah kebijakan nasional yang tidak bisa ditawar lagi. Potensi pangan lokal harus menjadi kekuatan kita,” tegas Direktur Penganekaragaman Konsumsi Pangan NFA, Rinna Syawal, dalam kegiatan Bedah Buku dan Film Merawat Harapan di Kampung Halaman: Suara Local Champion untuk Iklim dan Pangan yang digelar Koalisi Pangan BAIK di Aula RRI Bogor, Kamis (28/8).
Rinna menyampaikan apresiasi atas karya buku dan film yang mengangkat kisah nyata masyarakat di Kabupaten Manggarai, Flores Timur, dan Lembata, Nusa Tenggara Timur. “Kisah ini sejalan dengan kebijakan penganekaragaman pangan nasional sebagaimana amanat Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2024,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa masyarakat lokal memiliki peran yang sangat vital. “Petani, pemuda, perempuan, dan komunitas adat adalah garda terdepan dalam menjaga keberlanjutan pangan. Generasi muda punya posisi strategis dalam mempromosikan pangan lokal, sementara perempuan selalu berada di barisan paling depan menjaga ketahanan pangan keluarga dan masa depan generasi berikutnya. Nilai cinta terhadap pangan lokal harus ditanamkan sejak dini sebagai bekal menghadapi perubahan zaman,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Rinna menegaskan dukungan NFA melalui berbagai program strategis. “Kami mendorong pemanfaatan pangan lokal untuk cadangan pangan pemerintah, menjalankan Program Makanan Bergizi Seimbang (MBG), melakukan edukasi Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA) di sekolah, serta mengintegrasikan pangan lokal dalam kurikulum pendidikan. NFA juga melakukan pendampingan, pelatihan, dan kampanye konsumsi pangan lokal dengan pesan Kenyang Gak Harus Nasi dan Sehat dengan Pangan Lokal,” jelasnya.
Acara bedah buku dan film tersebut juga menjadi ruang diskusi lintas sektor. “Tujuannya agar masyarakat, khususnya generasi muda, semakin mencintai pangan lokal sebagai bagian dari identitas bangsa,” pungkas Rinna.